Bahasa Indonesia menjadi salah satu program studi yang diminati warga Tiongkok. Hal itu terbukti dari Program Studi Bahasa Indonesia Universitas Guangdong yang tak pernah kekurangan mahasiswa.
Bahkan, Program Studi Bahasa Indonesia sudah dibuka sejak 1970 sebelum Universitas Guangdong, yang kini bernama Guangdong University of Foreign Studies, didirikan. ”Tahun 1970, Program Studi Bahasa Indonesia masih berada di Guangzhou Foreign Language Institute,” ujar Xiao Lixian, yang biasa dipanggil Melati, dosen Fakultas Bahasa Program Studi Bahasa Indonesia dan Malaysia Universitas Guangdong, di Guangzhou, Jumat (28/11).
Xiao, yang didampingi Guru Besar Bahasa Melayu Universitas Guangdong Tan Xiao, menerima delegasi wartawan dari lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Universitas itu juga membuka program studi bahasa dari 18 negara lain. Program Studi Bahasa Melayu baru dibuka tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Delegasi wartawan, termasuk wartawan Kompas, Tri Agung Kristanto, yang diundang oleh Departemen Internasional Pimpinan Pusat Partai Komunis Tiongkok, itu juga diterima Wakil Rektor Universitas Guangdong Chen Jianping dan sejumlah unsur pimpinan universitas.
Dari sekitar 20.000 mahasiswa yang belajar di Universitas Guangdong, lebih dari seribu mahasiswa berasal dari sekitar 100 negara, termasuk Indonesia.
Setiap tahun
Tan Xiao mengatakan, pengajaran bahasa Indonesia di Tiongkok sudah berjalan lama, lebih dari 40 tahun. Selalu ada warga Tiongkok yang ingin belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia, baik untuk tujuan bisnis maupun budaya.
Menurut Xiao, sejak tahun 2008, Program Studi Bahasa Indonesia Universitas Guangdong selalu menerima mahasiswa baru setiap tahun. ”Kami memiliki satu kelas dengan mahasiswa setiap tahun sekitar 20 orang,” ujarnya.
Kondisi itu menunjukkan meningkatnya minat orang Tiongkok mempelajari bahasa Indonesia. Sebelumnya, dalam kurun 1999 hingga 2007, Universitas Guangdong hanya dua tahun sekali menerima mahasiswa untuk Program Studi Bahasa Indonesia. Bahkan, sebelum 1999, hanya empat atau lima tahun sekali menerima mahasiswa yang ingin belajar bahasa Indonesia.
Xiao menambahkan, saat ini Program Studi Bahasa Indonesia Universitas Guangdong memiliki enam dosen, termasuk seorang guru besar. Program ini juga bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Negeri Yogyakarta untuk pengembangan dan pendidikan lanjutan.
Sumber: Kompas, 29 November 2014