39.845 Karya Tak Disetor

- Editor

Rabu, 19 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sepanjang lima tahun terakhir, sebanyak 39.845 karya buku dan rekaman dari sejumlah 125.676 karya yang mendapatkan registrasi tidak disetorkan untuk pendokumentasian di Perpustakaan Nasional. Lembaga ini juga berfungsi sebagai perpustakaan deposit setiap hasil karya buku dan rekaman.


”Pendokumentasian bermanfaat pula bagi penerbit. Ketika tak lagi memiliki koleksi, penerbit dapat menggunakan karya yang didepositkan ke Perpustakaan Nasional,” kata Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Welmin Sunyi Ariningsih, Selasa (18/11), dalam kegiatan Koordinasi dengan Penerbit dan Pengusaha Rekaman di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, setiap hasil karya tersebut yang dipublikasikan wajib disetorkan sebanyak dua eksemplar buku atau satu rekaman ke Perpustakaan Nasional. Menurut Welmin, ketentuan itu sejalan dengan tugas mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Perpustakaan memiliki fungsi perpustakaan deposit dan pelestarian. Ada tiga manfaat bagi penerbit, meliputi mengurangi beban dokumentasi, promosi, dan jaminan akses keberadaan,” tutur Welmin.

Jalan keluar
Ketua Kompartemen Hukum dan Hak Cipta Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Kartini Nurdin mengatakan, kenyataannya memang banyak penerbit yang tidak menyerahkan hasil karyanya ke Perpustakaan Nasional. Keengganan ini perlu dicarikan jalan keluar.

”Upaya yang dilakukan Ikapi terus mengampanyekan pentingnya menyerahkan hasil terbitan,” ujar Kartini.

Ikapi saat ini memiliki 14 cabang dan tiga perwakilan di daerah, dengan jumlah anggota 1.342 orang. Komposisinya, sebanyak 70 persen berada di Pulau Jawa, sisanya di luar Jawa.

Menurut Welmin, kewajiban setiap penerbit harus menyerahkan satu eksemplar buku atau satu rekaman untuk setiap perpustakaan dan arsip daerah. Jumlah buku yang diserahsimpankan di perpustakaan di Indonesia tergolong sedikit. Selain itu, tingkat penyerahannya ke perpustakaan juga rendah. (NAW)

Sumber: Kompas, 19 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB