Sel Punca Solusi Pengobatan Masa Depan

- Editor

Selasa, 16 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setelah bonus demografi berlalu tahun 2030, Indonesia diperkirakan menghadapi lonjakan penduduk usia lanjut. Itu berarti berbagai penyakit degeneratif, khususnya terkait otak, akan jadi ancaman besar bangsa. Jika tidak diantisipasi, kondisi itu akan membebani ekonomi Indonesia.

”Meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan meningkatkan angka harapan hidup hingga jumlah lansia semakin banyak,” kata Guru Besar Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Teguh Asaad Suhatno Ranakusuma dalam ”Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture: Meregenerasi Otak dengan Sel Punca”, di Jakarta, Sabtu (13/9).

Jika pada 2010 baru ada 18 juta penduduk berumur lebih dari 60 tahun, jumlahnya akan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 41 juta pada 2030.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seiring pertambahan usia, kata dosen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Fenny L Yudiarto, penyakit yang umum dialami lansia di dunia adalah kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung, serta penyakit degeneratif, seperti parkinson, alzheimer, dan kanker.

Stroke, parkinson, dan alzheimer adalah sebagian penyakit otak. Demensia alias pikun dan penyakit-penyakit psikiatri yang berdampak pada otak, seperti depresi, juga akan kian mudah ditemukan. Seiring perubahan gaya hidup, berbagai penyakit otak itu kian banyak dialami anak muda.

”Selain faktor degeneratif, konsumsi alkohol, rokok, dan obat terlarang serta beban hidup yang memunculkan berbagai penyakit psikiatri akan membuat jumlah orang dengan penyakit otak banyak,” tutur pendiri Kalbe Group, Boenjamin Setiawan.

Persoalannya, ujar Boenjamin, banyak penyakit terkait otak belum ada obatnya. Penyakit otak itu menyebabkan disabilitas penderita yang berdampak besar pada biaya pengobatan ataupun rehabilitasi penderita. Di Amerika Serikat, pembiayaan untuk penyakit neurodegeneratif itu 35 persen total biaya pengobatan.

Namun, harapan pengobatan tetap ada, yaitu teknologi sel punca. Karena itu, potensi pengembangannya amat besar dan diprediksi menjadi tren pengobatan masa depan. Nyatanya, hambatan pengembangan teknologi ini di Indonesia sangat besar. Akibatnya, penelitian sel punca di Indonesia jauh tertinggal.

Menurut Boenjamin, sebagi ilmu relatif baru, Indonesia perlu mengikuti perkembangan teknologi sel punca agar tak kian tertinggal dari bangsa lain. ”Pemerintah perlu mendorong dan menyubsidi lembaga riset dan universitas dengan keunggulan bidang neurosains untuk berkembang, baik itu universitas negeri maupun swasta,” katanya.

Menurut Fenny yang banyak melakukan terapi sel punca terhadap penderita stroke, sel punca adalah peluru terakhir pengobatan stroke. Selama bisa diterapi dengan obat-obatan berbasis bukti yang sudah banyak tersedia dan mengikuti fisioterapi, potensi disabilitas akibat stroke dapat dikurangi. (MZW)

Sumber: Kompas, 15 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB