Pembangunan Stasiun Luar Angkasa China Kian Maju

- Editor

Jumat, 24 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

China semakin digdaya di luar angkasa. Untuk kedua kalinya, antariksawan China memasang sejumlah peralatan di luar modul Tianhe, modul pertama dan utama Stasiun Luar Angkasa China Tiangong.

Proses pembangunan Stasiun Luar Angkasa China terus menunjukkan perkembangan positif. Pada Jumat (20/8/2021) kemarin, antariksawan China untuk kedua kalinya bekerja di luar modul Tianhe guna memasang sejumlah peralatan, termasuk memasang sistem pendingin udara cadangan bagi stasiun luar angkasa tersebut.

Kedua antariksawan China yang bekerja di luar modul Tianhe, Jumat kemarin, adalah Liu Boming dan Nie Haisheng. Mereka berdua bekerja di luar modul stasiun luar angkasa itu sekitar empat jam, antara pukul 10.12 dan 14.33 waktu China atau 09.12-13.33 WIB. Sementara rekan mereka, Tang Hongbo, tetap bekerja di dalam modul sembari mendukung dua rekannya yang bekerja dari luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bekerja di luar modul stasiun luar angkasa atau yang disebut spacewalk alias extravehicular activites (EVA) bukan perkara mudah, sangat berisiko dan mengancam nyawa. Ancaman terbesarnya adalah lepasnya antariksawan dari stasiun luar angkasa atau bertabrakan dengan benda-benda lain di luar angkasa.

Modul Tianhe yang berarti Harmoni Kahyangan merupakan bagian utama dari Stasiun Luar Angkasa China masa depan bernama Tiangong atau Istana Kahyangan. Modul ini berada pada ketinggian sekitar 400 kilometer di atas Bumi dan bergerak mengelilingi Bumi dengan kecepatan 7,68 kilometer per detik.

Bekerja di luar modul Tianhe yang dilakukan para antariksawan, Jumat kemarin, itu merupakan yang kedua kali mereka lakukan sejak tiba di Tianhe. Ketiga antariksawan yang tergabung dalam misi Shenzhou-12 itu tiba di Tianhe pada 17 Juni 2021.

Dalam spacewalk kedua itu, seperti dikutip dari Space, Liu dan Nie memasang sejumlah peralatan di luar modul, seperti seperangkat pompa pengendali suhu. Alat ini merupakan bagian penting dalam sistem pendingin udara stasiun luar angkasa dan digunakan sebagai pompa cadangan untuk mengatur sirkulasi udara di dalam modul.

Selain itu, mereka juga memasang bracket yang melindungi kamera panoramik yang ada di dekat palka atau jendela modul. Pemasangan bracket ini akan membuat kamera memiliki sudut pandang yang lebih baik ke arah stasiun luar angkasa.

KOMPAS/XINHUA/TIAN DINGYU—Citra yang diambil dari Pusat Pengendali Penerbangan Luar Angkasa Beijing ini menunjukkan antariksawan China sedang bekerja di luar modul Tianhe pada Jumat (20/8/2021). Bekerja di luar modul luar angkasa sangat berisiko karena modul tersebut berada di ketinggian sekitar 400 kilometer dari Bumi dan bergerak dengan kecepatan 7,68 kilometer per detik.

Untuk melaksanakan pekerjaan berbahaya di luar modul stasiun luar angkasa tersebut, Liu dan Nie memasang alat penahan kaki yang membuat keduanya tetap terikat dengan modul. Mereka juga memasang sejumlah peralatan keselamatan dan pendukung pada lengan robotik modul tersebut untuk memudahkan pekerjaan mereka, terutama saat akan memindahkan peralatan di sekitar stasiun luar angkasa.

Sebelumnya, spacewalk pertama antariksawan China itu dilakukan pada 4 Juli 2021 atau dua minggu setelah kedatangan mereka di Tianhe. Saat itu, yang bekerja di luar modul stasiun luar angkasa adalah Liu dan Tang, sedangkan Nie ada di dalam modul. Ketiga antariksawan itu akan berada di luar angkasa sampai pertengahan September dan akan menjadi misi antariksawan China terlama di luar angkasa.

”Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak atas kerja sama yang kuat dan masyarakat di seantero negeri atas kepedulian dan cinta mereka,” kata Liu seusai selesai bekerja di luar modul stasiun luar angkasa melalui siaran Televisi Sentral China (CCTV).

Bekerja di luar modul stasiun luar angkasa memang tidak mudah. Meski antariksawan yang melakukannya menjadi ujung tombak, banyak pihak berada di belakang kesuksesan itu. Seperti dikutip dari Xinhua Net, keberhasilan pekerjaan di luar modul stasiun luar angkasa juga ditentukan oleh koordinasi dengan pusat pengendali misi di Bumi serta antariksawan yang bertugas di dalam modul. Karena itu, kerja sama yang kompak menjadi sangat penting.

Ambisi China
Tianhe adalah modul pertama dan utama dari Stasiun Luar Angkasa China Tiangong. Modul sepanjang 16,6 meter dan lebar 4.2 meter itu diluncurkan pada 28 April 2021 sebagai bagian ambisi China untuk menguasai teknologi antariksa. Setelah Tianhe yang memiliki bobot 22.5 ton itu, akan disusul dengan pengiriman modul lain yang lebih kecil, yaitu Wentian dan Mengtian, pada 2022. Ketiga modul itu akan membentuk huruf T.

Jika proses rekonstruksi Tiangong itu selesai, stasiun luar angkasa itu akan mulai beroperasi penuh meski sejumlah riset saat ini sudah dilakukan di dalam Tianhe. Tuntasnya pembangunan Tiangong nantinya akan mampu mendukung kehadiran manusia di luar angkasa dengan lebih baik.

Keberhasilan pembangunan Tiangong itu nantinya akan makin mengukuhkan kedigdayaan China dalam menguasai teknologi luar angkasa. Selain stasiun luar angkasa, China juga berhasil mendaratkan wahana penjejaknya di sisi belakang Bulan dan juga di Planet Mars. China juga berencana mengeksplorasi Bulan bersama Rusia.

Semua rencana itu merupakan bagian dari ambisi China untuk menunjukkan eksistensi dan kehadirannya di luar angkasa, bersaing dengan negara-negara lain yang telah lebih dulu berlomba mengeksplorasi luar angkasa. China memang menjadi pemain yang relatif baru dalam industri teknologi luar angkasa, tetapi capaiannya sudah sangat maju, melampaui sejumlah negara lain yang lebih dulu mengeksplorasi luar angkasa.

Oleh MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Editor: ADHITYA RAMADHAN

Sumber: Kompas, 21 Agustus 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB