Kontrol Gula Darah Sebelum Berpuasa

- Editor

Kamis, 11 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pasien diabetes melitus bisa menjalankan puasa Ramadhan apabila kondisi kesehatannya sudah terkontrol. Meski begitu, pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Pasien diabetes melitus dengan gula darah terkontrol tetap bisa berpuasa selama bulan Ramadhan. Di sisi lain, puasa sebaiknya tidak dilakukan pada pasien diabetes dengan kondisi tertentu, seperti memakai insulin lebih dari dua kali sehari, diabetes pada hamil, memiliki ketoasidosis atau asam dalam darah yang tinggi, serta memiliki komplikasi penyakit lain.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Ceva Wicaksono, di Jakarta, Jumat (9/4/2021), mengatakan, pasien penyakit kronik seperti diabetes perlu memperhatikan kondisi kesehatannya dengan baik sebelum memutuskan untuk berpuasa. Setidaknya tekanan darah sistolik tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak lebih dari 90 mmHg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kondisi gula darah yang terkontrol ini perlu diamati setidaknya selama dua bulan sebelum puasa dilakukan. Pasien juga sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter yang biasa menangani sebelum memutuskan untuk puasa,” ujarnya.

Ia menuturkan, pasien diabetes terkontrol pun perlu memperhatikan pola makan selama puasa. Itu, antara lain, menghindari makanan yang digoreng, memilih makanan utama dengan sayur, oat, dan beras merah, serta mengonsumsi buah yang bisa dikonsumsi bersama dengan kulitnya.

Selain itu, selama menjalankan puasa, pemeriksaan gula darah harus dilakukan secara lebih teratur. Pemantauan gula darah pun saat ini sudah bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi khusus untuk pasien diabetes.

Ceva menambahkan, pola makan saat sahur dan berbuka perlu pula diatur. Pada saat sahur sebaiknya mengonsumsi jenis karbohidrat kompleks seperti roti gandum yang bisa dicerna dan diserap secara perlahan oleh tubuh. Makan saat sahur juga dianjurkan dilakukan sedekat mungkin dengan waktu Subuh.

”Konsumsi makanan yang kaya akan serat sangat dianjurkan. Minuman bergula dan makanan yang terlalu berlemak harus dihindari. Sebaiknya ketika berbuka dimulai dengan porsi sedikit dan memilih minuman yang bebas gula serta minuman tanpa kafein, kurma, dan susu,” tuturnya.

Pasien diabetes yang sedang berpuasa harus pula menghindari makan malam sebelum tidur. Setidaknya berikan selang waktu sekitar dua jam sebelum tidur.

Untuk pembagian besaran kalori per hari, porsi terbanyak perlu diberikan ketika sahur. Sekitar 40 persen dari pemenuhan kalori per hari bisa untuk porsi makan sahur. Setelah itu, 50 persen ketika berbuka dengan porsi 10 persen untuk takjil dan 40 persen makanan setelah Maghrib. Setelah Tarawih 10 persen dari kebutuhan kalori per hari bisa dikonsumsi dengan makan kecil.

Ceva mengimbau agar masyarakat dengan diabetes tetap mematuhi jadwal untuk konsumsi obat. Obat metformin, misalnya, bisa dikonsumsi mengikuti jam makan besar. Sementara untuk obat pagi yang dikonsumsi sebelum makan seperti sulfonylurea bisa diubah menjadi saat berbuka. Jika obat tersebut harus dikonsumsi dua kali sehari, obat pertama bisa dikonsumsi sebelum sahur dengan setengah dosis.

Aktivitas fisik juga harus tetap dilakukan. Latihan ringan bisa dilakukan sebelum berbuka. Ini diperlukan untuk menjaga kebugaran dari pasien. Selain itu, olahraga sebelum berbuka juga dianjurkan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah normal.

”Umumnya pasien diabetes yang terkontrol akan memiliki kondisi yang lebih baik setelah berpuasa apabila catatan-catatan khusus terkait pola dietnya benar-benar dijaga. Meski begitu, tidak jarang juga yang justru memburuk karena pola makan ketika berpuasa tidak terkontrol akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dan berlemak,” katanya.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Sally A Nasution menuturkan, pasien dengan penyakit kronik lainnya seperti hipertensi, gagal ginjal, jantung, serta long-Covid-19 juga harus memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum memutuskan untuk berpuasa. Pada kasus dengan kondisi yang sudah berat sebaiknya tidak melakukan puasa terlebih dahulu. Riwayat sebelumnya juga bisa menjadi pertimbangan dalam memutuskan berpuasa.

Pada pasien dengan gangguan ginjal dan hemodialisis, asupan air harus diperhatikan. Jangan sampai air yang diminum lebih besar dari cairan yang dibuang saat kencing. Pasien dengan gangguan ginjal sebaiknya juga menghindari makanan yang kaya akan kalium, seperti kurma, pisang, jeruk, mangga, tomat, kentang, dan okra.

”Pasien dengan penyakit kronik umumnya boleh berpuasa asalkan kondisinya sudah terkontrol. Jika memang akan berpuasa, tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter. Kontrol rutin serta konsumsi obat juga harus tetap diperhatikan,” ucap Sally.

Oleh DEONISIA ARLINTA

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 9 April 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB