Bertemu Paus Pembunuh di Habitatnya

- Editor

Kamis, 26 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perairan Puget Sound di Seattle, Amerika Serikat, adalah habitat paus pembunuh atau orca. Padahal, orca adalah lumba-lumba. Mengapa disebut paus pembunuh?

Sempat ada keraguan ketika dalam jadwal rombongan wartawan yang ikut Singapore Airlines awal September 2019 ada rencana melihat paus di habitatnya di Seattle, Amerika Serikat. Apakah tidak berbahaya berada di dekat paus?

KOMPAS/SUBUR TJAHJONO–Mengabadikan paus pembunuh (Orcinus orca) di perairan lepas pantai Seattle, Washington, AS, Jumat (6/9/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, perjalanan ini yang paling menarik di antara jadwal yang ada. Paket wisata itu bernama ”Puget Sound Express Whale Watching”, ”Mengamati Paus bersama Puget Sound Express”. Puget Sound Express adalah nama perusahaan yang membawa para peminat paket wisata bahari ini. Puget Sound adalah nama perairan di lepas pantai Seattle, yang terletak di pantai barat AS.

Hari Jumat, 6 September 2019 pukul 9.00 waktu Seattle, rombongan wartawan yang diundang mencoba penerbangan langsung Singapura-Seattle itu tiba di Pelabuhan Marina Edmonds. Setelah mendapatkan tiket, wisatawan antre untuk masuk ke kapal Puget Sound Express.

Di atas kapal, para penumpang mendapat penjelasan melalui pengeras suara tentang tujuan kapal. Kapal menuju perairan Puget Sound dengan pulau-pulau di kanan kiri. ”Orca ada dan tinggal di sini bertahun-tahun. Ini juga jalur paus bermigrasi dan mencari makan,” ujar Kieron Weidner, pemandu wisata yang mendampingi wartawan dari Indonesia, Singapura, India, dan Australia.

Melalui pengeras suara, pemandu menjelaskan pulau-pulau yang dilewati dan menceritakan bahwa lokasi paus tidak tertentu di suatu titik. Kadangkala baru beberapa menit berlayar sudah bertemu, tetapi berjam-jam juga belum bertemu. Sambil menunggu pertemuan dengan orca, pemandu menjelaskan seluk-beluk orca, termasuk bahwa tubuh jantan orca lebih besar dari betinanya.

KOMPAS/SUBUR TJAHJONO–Mengabadikan paus pembunuh (Orcinus orca) di perairan lepas pantai Seattle, Washington, AS, Jumat (6/9/2019).

Hal itu yang dialami kapal ini. Setelah sejam lebih berlayar dan sebagian penumpang mulai mengantuk dan ada yang tidur, tiba-tiba pemandu mengumumkan bahwa di depan ada orca. Letaknya di sekitar Pulau O’Neal dan Pulau Jones. Kalau dilihat di peta Google Maps, lokasinya sudah mendekati Kota Vancouver, Kanada.

Orca, yang bernama lengkap Orcinus orca, disebut sebagai paus pembunuh karena suka berburu mangsa, seperti singa laut, anjing laut, ikan, dan burung laut. Seperti manusia, orca adalah predator puncak. Padahal, orca bukan paus. Hewan yang masuk dalam kelas mamalia ini adalah tergolong keluarga lumba-lumba dalam taksonomi, yaitu Delphinidae. Orca adalah lumba-lumba terbesar dalam keluarganya sehingga mirip paus.

Peneliti internasional telah menunjukkan bukti bahwa orca juga membunuh paus lain. Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Endangered Species Research edisi November 2018, orca juga menyerang paus bungkuk.

AP–Orca betina melompat di perairan Puget Sound, Seattle, AS, 18 Januari 2014.

Tim ilmuwan internasional ini mempelajari foto-foto paus di tempat berkembang biaknya di perairan dangkal di Kepulauan Las Perlas Panama, Pulau Gorgona dan Teluk Malaga di Kolombia, serta Salinas dan Machalilla di Ekuador. Penelitian juga dilakukan di tempat makan air dingin di Selat Magellan Chile dan Selat Gerlache di Semenanjung Antartika barat.

Mereka menemukan bahwa 11,5 persen paus dewasa dan 19,5 persen paus muda memiliki bekas luka perkelahian di tubuhnya. Jumlah ini sama dengan yang dilaporkan dari Pasifik Utara, Atlantik Utara, Australia timur, Tonga, dan Kaledonia Baru.

”Jumlah bekas luka yang ditanggung oleh paus tampaknya tidak berubah dari tahun ke tahun. Hal itu menunjukkan bahwa orca terutama menyerang anak paus selama migrasi pertama mereka,” kata Fernando Felix, ahli biologi kelautan dari Pontifica Universidad Catolica dan Museum Ikan Paus Ekuador, seperti dikutip Science Daily, 6 November 2018.

Oleh karena itu, sebutan sebagai paus pembunuh tampaknya tidak salah. Orca yang terlihat di perairan Seattle itu adalah seekor induk dan anaknya. Selain kapal yang ditumpangi wartawan, belasan kapal berbagai ukuran, termasuk kapal karet kecil, juga mengamati induk orca dan anaknya tersebut. Kapal-kapal itu memang dilarang terlalu mendekat ke orca agar tidak mengganggu aktivitas mencari makannya. Buat para wisatawan, jarak yang jauh adalah sebagai antisipasi keamanan.

KOMPAS/SUBUR TJAHJONO–Mengabadikan singa laut di pulau-pulau kecil di lepas pantai Seattle, Washington, AS, Jumat (6/9/2019).

Namun, wisatawan yang tidak membawa kamera dengan lensa jarak jauh hanya bisa memotret orca dari kejauhan. Namun, awak kapal telah menyiapkan fotografer dengan lensa jarak jauh. Ia memotret aktivitas induk dan anak orca yang berenang mencari makan. Wisatawan dapat membeli hasil jepretannya jika mau.

Dalam perjalanan kembali ke Pelabuhan Edmonds, kapal mampir ke pulau-pulau karang tempat ratusan singa laut dan burung-burung laut beristirahat. Mereka menjadi mangsa orca jika tidak waspada.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 25 September 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB