Inovasi tidak harus dilakukan seorang diri. Membuka diri dengan bekerja sama dengan berbagai pihak sangat memungkinkan lahirnya inovasi baru yang lebih bernilai.
Hal itu menjadi garis besar dalam 1st International Conference on Engineering and Management in Industrial System (ICOEMIS) 2019 pada 8-9 Agustus 2019 di Kota Malang, Jawa Timur. Acara diselenggarakan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Prof Wim Vanhaverbeke, pakar strategi dan manajemen inovasi di Neoma Business School Perancis; Associate Professor Mohd Rizal bin Salleh dari Teknik Manufaktur Universitas Teknikal Malaysia Melaka; Andi Sudjana Putra, dosen teknik di National University of Singapore; dan beberapa pembicara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI–Prof Wim Vanhaverbeke, pakar strategi dan manajemen inovasi di Neoma Business School Perancis, saat berbicara pada 1st International Conference on Engineering and Management in Industrial System 2019 pada 8-9 Agustus 2019 di Kota Malang, Jawa Timur.
”Inovasi terbuka memungkinkan produk lebih kompetitif. Inovasi itu bisa dilakukan dengan cerdas, dengan mengundang pihak luar (mitra) untuk membawakan inovasi kepada kita. Membuka diri pada masuknya inovasi dari luar bisa dilakukan siapa saja. Tidak semua hal bisa dilakukan sendiri,” tutur Wim Vanhaverbeke, yang menjadi pembicara kunci dalam seminar pada Jumat (8/8/2019) tersebut.
Wim menjelaskan, ada beberapa prinsip guna mengembangkan usaha kecil menengah di Indonesia. ”Jika orang lain bisa, Anda pun bisa; perusahaan kecil bisa menjadi sangat kuat dengan hanya bermodal aset kecil selama mereka menggunakan strategi; hadapi tantangan di depan dan bersiap untuk gagal; serta gunakan jaringan atau mitra,” ujarnya.
Wim mencontohkan, ada satu perusahaan baru penjual mesin penghangat ruang di negaranya. Produk serupa sudah banyak dan merajai pasar. Namun, berkat kejelian dan keterbukaan mereka menerima masukan dari mitra kerjanya, produk mereka pun diterima karena memiliki nilai lebih, yaitu ramah lingkungan.
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI–Suasana 1st International Conference on Engineering and Management in Industrial System 2019 pada 8-9 Agustus 2019 di Kota Malang, Jawa Timur. Acara diselenggarakan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Jumat (8/8/2019).
”Membuka diri terhadap masuknya sumber daya dari mitra akan menjadi awal inovasi yang menguntungkan. Namun, jangan lupa, berbagilah dalam hal pembiayaan dan keuntungan. Jangan serakah,” ujarnya.
Mohd Rizal bin Salleh, sebagai pembicara kedua, mengatakan, UKM selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Malaysia. Sebanyak 98,5 persen usaha di sana adalah UKM, dengan 26 persennya dimiliki oleh perempuan.
”Inovasi terbuka bisa dilakukan dengan meningkatkan kerja sama semua sektor, termasuk pemerintah. Adapun fokus untuk UKM biasanya adalah kebutuhan untuk memperkenalkan riset dan teknologi kepada mereka. Intinya, kerja sama dengan semua pihak akan mendukung peningkatan kualitas produk,” kata Salleh.
Peran pemerintah, lanjut Salleh, sangat penting dalam mendukung berkembangnya UKM. Misalnya, dengan dukungan dana, bantuan riset dari lembaga khusus, serta membuka jaringan kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak.
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI–Ketua Panitia ICOEMIS 2019 Sugiono
Iklim terbuka
Ketua panitia seminar Sugiono mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mendorong iklim inovasi terbuka di Tanah Air. Kerja sama antar-perusahaan yang selama ini bersaing pun bisa mendukung kekuatan nasional.
”Dalam hal ini, bisa dicontoh kerja sama perusahaan di Korea yang justru bisa merepotkan Jepang dan Eropa. Selama ini, di negara kita, perusahaan masih berkompetisi untuk saling mematikan. Pola pikir itu harus mulai diubah. Setiap kita bisa bekerja sama untuk hal yang lebih besar,” tutur Sugiono.
Ia menambahkan, selama ini kekuatan setiap perusahaan digunakan untuk menjatuhkan lawan. Padahal, kekuatan itu, menurut dia, bisa digunakan untuk tidak saling mematikan lawan, tetapi justru membentuk kekuatan baru bersama.
”Semoga dengan kegiatan ini akan membuka pikiran kita bahwa membuka ruang pada masuknya kerja sama dengan pihak lain bisa memberikan manfaat lebih besar,” kata Sugiono.
Dosen Teknik Industri Universitas Brawijaya itu juga menyampaikan, kegiatan tersebut diharapkan memberikan kesempatan bagi dosen di Universitas Brawijaya untuk berkolaborasi dalam bentuk paper yang kemudian dipresentasikan.
”Model ini guna membentuk atmosfer pendidikan di jurusan agar semakin baik ke depan, juga memberikan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa,” ucap Sugiono.–DAHLIA IRAWATI
Editor AGNES SWETTA PANDIA
Sumber: Kompas, 8 Agustus 2019