Otot Wajah Anjing Berevolusi untuk Berkomunikasi dengan Manusia

- Editor

Selasa, 18 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anjing adalah hewan kesayangan yang dikenal sangat komunikatif dengan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anjing telah mengembangkan otot baru di sekitar mata untuk berkomunikasi lebih baik dengan manusia.

KOMPAS/LASTI KURNIA (LKS) 14-11-2018–Kristian Adi Wibowo (kiri) mengelus Mas Gerry, seekor anjing ras alaskan malamute dengan kaki belakang yang cacat dan kini menjadi penghuni Animal Hope Shelter di Gunung Sindur, Tangerang, Banten, Rabu (14/11/2018).

Penelitian berjudul “Evolusi Anatomi Otot Wajah Pada Anjing” itu dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) yang juga dipublikasikan Science Daily 17 Juni 2019. Penelitian dilakukan tim ilmuwan dari Inggris dan Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam penelitiannya, ilmuwan membandingkan anatomi dan perilaku anjing (Canis familiaris) dan serigala abu-abu (Canis lupus). Hasilnya menunjukkan bahwa anatomi wajah anjing telah berubah selama ribuan tahun khususnya untuk memungkinkan mereka berkomunikasi lebih baik dengan manusia.

Para peneliti menemukan bahwa otot-otot wajah kedua spesies itu serupa, kecuali di atas mata. Anjing memiliki otot kecil, yang memungkinkan mereka untuk mengangkat alis bagian dalam, yang tidak dilakukan serigala.

Karena kedua otot di sekitar mata itu, gerakan mengangkat alis membuat mata anjing tampak lebih besar, lebih mirip bayi dan juga menyerupai gerakan yang dihasilkan manusia ketika mereka sedih. Gaya mata seperti itu disebut mata anak anjing atau “puppy eyes”.

Ketua tim peneliti, yang juga psikolog komparatif Juliane Kaminski dari Universitas Portsmouth, Inggris, mengatakan telah menemukan bukti meyakinkan bahwa anjing mengembangkan otot untuk mengangkat alis bagian dalam setelah mereka didomestikasi dari serigala.

“Kami juga mempelajari perilaku anjing dan serigala, dan ketika bertatap muda dengan manusia selama dua menit, anjing mengangkat alis bagian dalam lebih banyak dan pada intensitas yang lebih tinggi daripada serigala,” kata Kaminski.

Menurut dia, temuan ini menunjukkan bahwa alis ekspresif pada anjing mungkin merupakan hasil dari preferensi tidak sadar manusia yang mempengaruhi seleksi selama domestikasi atau penjinakan anjing oleh manusia. Ketika anjing membuat gerakan mata, tampaknya hal itu menimbulkan keinginan kuat pada manusia untuk merawat mereka.

“Hal ini akan membuat anjing yang dapat menggerakkan alis mereka lebih banyak keunggulan dibandingkan serigala,” katanya.

JOHANNES DE DEO CC UNTUK KOMPAS–Anjing siberian husky yang ada di Indo Pet Expo, Banten, beberapa waktu lalu.

Ahli anatomi Anne Burrows dari Universitas Duquesne, Pittsburgh, AS, menambahkan, untuk menentukan apakah gerakan alis ini adalah hasil dari evolusi, peneliti membandingkan anatomi wajah dan perilaku anjing dan serigala. Mereka menemukan otot yang memungkinkan untuk menaikkan alis pada anjing adalah sekelompok kecil serat yang tidak teratur. Otot itu ada dua yaitu otot anguli oculi medialis levator dan otot anguli oculi medialis retraktor. Gerakan alis dalam yang meningkat pada anjing didorong oleh otot yang tidak secara konsisten ada dalam kerabat terdekat mereka, serigala.

“Ini adalah perbedaan yang mencolok untuk spesies yang dipisahkan hanya 33.000 tahun yang lalu dan kami berpikir bahwa perubahan otot wajah yang sangat cepat dapat langsung dikaitkan dengan interaksi sosial anjing yang ditingkatkan dengan manusia,” kata Burrows.

Namun tidak semua anjing mempunyai otot ini. Satu-satunya jenis anjing dalam penelitian ini yang tidak memiliki otot itu adalah anjing siberian husky, yang merupakan salah satu ras anjing purba.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 18 Juni 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB