Kecerdasan Buatan Atasi Ancaman Serangan

- Editor

Selasa, 11 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kecerdasan buatan sudah tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di China, sistem kamera di tempat publik dilaporkan tersambung dengan teknologi kecerdasan buatan sehingga sistem dapat mengidentifikasi orang-orang yang terekam: siapa dia, tinggal di mana, dan sebagainya.

Kecerdasan buatan juga dipakai di situs-situs perdagangan elektronik sehingga dapat memberikan tawaran kepada konsumen berdasarkan pola belanja atau riwayat produk-produk yang dilihatnya. Dengan cara ini, pengunjung laman diharapkan akan lebih enteng merogoh kocek untuk berbelanja karena produk yang ditawarkan sesuai dengan kegemarannya.

KOMPAS/A TOMY TRINUGROHO–Phil Quade, Chief Information Security Officer Fortinet, 9 April 2019, menjelaskan perkembangan teknologi informatika dan isu keamanan siber, di Orlando, Amerika Serikat, dalam rangka Accelerate 2019 yang diadakan oleh Fortinet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kecerdasan buatan dimanfaatkan pula oleh situs perdagangan elektronik Amazon untuk mengefisienkan pengelolaan barang di gudang. Robot-robot membawa rak berisikan barang dan menempatkannya secara tepat di lokasi tertentu. Setelah itu, dengan robot pula, barang-barang ini diambil dan diantar ke bagian pengemasan. Barang-barang tersebut kemudian dimasukkan ke truk besar dan dikirim ke tempat tujuan.

KOMPAS/A TOMY TRINUGROHO–Persiapan pembukaan Accelerate 2019, di Walt Disney World Dolphin, Orlando, Florida, Amerika Serikat, 9 April 2019). Sekitar 4.000 orang dari bebagai penjuru dunia hadir dalam acara yang diadakan perusahaan raksasa keamanan jaringan dan data Fortinet itu.

Penerapan kecerdasan buatan berkembang pesat karena membuat proses berlangsung lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan menggunakan kamera berteknologi kecerdasan buatan dan tersambung dengan basis data raksasa (big data), otoritas secara langsung (real time) bisa memastikan seseorang yang sedang menikmati es krim di pinggir jalan adalah buron. Otoritas tak perlu bersusah payah mengerahkan begitu banyak petugas di berbagai lokasi sambil membawa foto buron, dan bertanya ke sana ke mari: apakah ada warga yang mengenali orang seperti tampak pada foto.

”Machine learning”
Salah satu metode teknologi kecerdasan buatan ialah machine learning atau pemelajaran mesin. Intinya, machine learning merupakan metode untuk membuat program atau perangkat komputer memiliki kemampuan belajar.

Pemelajaran mesin ini dapat dianalogikan dengan pemelajaran pada manusia: seorang siswa akan memiliki nilai ujian matematika atau fisika yang baik jika sesering mungkin berlatih dengan soal-soal variatif.

Dalam machine learning, soal-soal latihan itu lebih kurangnya sama dengan pasokan data yang diberikan kepada program atau mesin. Dengan pasokan data sebanyak-banyaknya, mesin dapat berlatih atau ”belajar” sebaik mungkin sehingga nantinya menghasilkan keputusan atau penilaian yang setepat mungkin.

Saat ini, kemajuan teknologi informatika dan komunikasi telah memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah luar biasa besar serta dilakukan secara mudah. Karena itu, pemelajaran mesin dapat berlangsung dengan sangat baik.

Dalam bidang keamanan siber (cybersecurity), machine learning telah pula digunakan secara luas untuk membantu mengatasi serangan. Perusahaan keamanan siber dunia Fortinet, dalam perhelatan Accelerate19 yang diadakan pada April tahun ini, memaparkan bahwa jumlah serangan yang terjadi sangat banyak. Penanganannya pun harus dilakukan dengan teknologi yang sangat maju agar lebih efisien dan tepat sasaran.

Pemaparan oleh Product Marketing Director Fortinet Jeanette Jarvis, dalam acara di Orlando, Amerika Serikat, menyebutkan, Fortinet setiap hari harus mengolah lebih kurang 100 miliar peristiwa yang diduga sebagai serangan siber.

Dikerjakan oleh FortiGuard Labs, 100 miliar peristiwa yang diduga serangan siber ini dianalisis dan diolah sehingga menjadi data untuk mempertajam kemampuan layanan keamanan siber yang dikembangkan perusahaan tersebut.

Dengan kata lain, berkat data yang begitu melimpah ruah, yakni 100 miliar peristiwa yang diduga serangan per hari, sistem akan belajar semakin baik sehingga kian presisi dalam menentukan apakah sesuatu yang menghampiri sebuah sistem merupakan serangan atau bukan.

Kemampuan mendeteksi sebuah serangan secara akurat sangat diperlukan pada masa sekarang karena lalu lintas data semakin kompleks, cepat, dan besar. Deteksi dituntut untuk dilakukan secara real time. Jika tidak, lalu lintas data akan terhambat. Selain itu, berkat teknologi machine laearning, sistem pun dapat mendeteksi secara mandiri model-model serangan yang setiap saat hari berkembang kian canggih.

Dalam wawancara dengan Kompas di Orlando, Chief Security Insight and Global Threat Alliances Fortinet Derek Manky menjelaskan, perusahaan sekuriti kini mengandalkan kecerdasan buatan dalam menangani serangan siber. Dengan jumlah serangan yang begitu banyak, sekitar 100 miliar per hari, diperlukan penanganan yang cepat.

Menurut dia, berkat penggunaan teknologi kecerdasan buatan, dapat dilakukan otomatisasi dalam hal pertahanan terhadap serangan siber. ”Serangan terjadi sangat cepat. Otomatisasi sekarang berperan besar,” tutur Manky. Jika serangan siber berhasil merusak sistem sebuah perusahaan, diingatkan olehnya, kerugian yang dialami sangat besar. Jumlahnya bisa mencapai jutaan dollar AS.

Secara umum, penggunaan kecerdasan buatan merupakan bagi dari peningkatan kemampuan keamanan siber dalam menangani serangan. Ketika berbagai benda kini mulai terhubung dengan internet (internet of things) dan kian banyak pula pengoperasian perangkat industri secara otomatis (Operational Technology/OT), kebutuhan akan keamanan siber pun tak terelakkan.

”Keamanan siber merupakan jantung dari Revolusi Industri 4,” ujar Senior Vice President Worldwide Sales and Support Fortinet Patrice Perche di hadapan ribuan peserta pembukaan Accelerate 2019.

Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim mengatakan, isu keamanan siber kian kencang 2-3 tahun terakhir seiring dengan maraknya upaya transformasi digital yang dilakukan beberapa kalangan, mulai dari perusahaan-perusahaan hingga instansi pemerintah.–A TOMY TRINUGROHO DARI ORLANDO, AMERIKA SERIKAT

Sumber: Kompas, 10 Juni 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB