Pendaftar SNMPTN Mencapai 478.985 Orang

- Editor

Kamis, 21 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menilai, pelaksanaan pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2019 berlangsung baik. Perpanjangan waktu pendaftaran dan peningkatan kapasitas server membuat tidak ada siswa yang kehilangan kesempatan akibat bermasalah saat pendaftaran.

Pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) kali ini, jumlah pendaftar mencapai 478.985 siswa dari 14.060 sekolah. Jumlah ini hanya sekitar 62 persen dari total 778.849 siswa yang berhak dan layak mendaftar SNMPTN 2019.

KOMPAS/IQBAL BASYARI–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/2/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun sudah dua kali dilakukan perpanjangan waktu pendaftaran, lanjut Nasir, jumlahnya tidak bertambah secara signifikan sehingga akhirnya pendaftaran ditutup pada Selasa pukul 22.00.

”Jika ada yang tidak mendaftar, itu karena mereka sudah diterima di perguruan tinggi lain yang menurut mereka lebih baik,” kata Nasir seusai menghadiri kuliah umum di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/2/2019).

ARSIP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA–Suasana Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Nasir memastikan, sistem pendaftaran SNMPTN kali ini sudah mengakomodasi siswa-siswa berprestasi agar bisa mengikuti seleksi. Hal itu dikarenakan pembenahan pendaftaran secara dalam jaringan (daring) yang diperpanjang selama dua kali dan kapasitas server yang ditambah dua kali lipat. ”Kalau dari sisi internet tidak ada masalah,” ucapnya.

Rektor Universitas Airlangga, Surabaya, Mohammad Nasih mengatakan, tahun ini, kuota untuk mahasiswa dari jalur SNMPTN sebanyak 1.650 kursi. Mereka yang lolos akan dinilai berdasarkan prestasi di rapor selama lima semester terakhir dan indeks sekolah para pendaftar.

Melalui sistem ini, diharapkan siswa yang diterima lewat jalur SNMPTN tidak hanya didominasi dari sekolah-sekolah yang dikenal memiliki prestasi yang bagus. Sebab, setiap sekolah sudah memiliki kuota untuk siswa yang diterima di jalur bebas tes ini.

Nasih mencontohkan, apabila kuota di suatu sekolah hanya satu orang, tapi pendaftar mencapai lima orang, maka hanya ranking satu yang diterima. ”Sistem yang diterapkan Unair akan memangkas penerimaan mahasiswa baru yang selama ini banyak didominasi sekolah favorit,” kata Nasih.–IQBAL BASYARI

Editor MOHAMAD FINAL DAENG

Sumber: Kompas, 20 Februari 2019
—————————————
Tidak Ada Tenggat Waktu Tambahan Finalisasi SNMPTN

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Para siswa kelas XII SMAN 11 Tangerang Selatan, Banten, melakukan pemanasan sebelum ujian praktik olahraga pada hari Selasa (19/2/2019). Mereka sudah selesai melakukan finalisasi data Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri sehingga bias fokus menuntaskan pembelajaran di sekolah.

Hingga Selasa (19/2/2019) finalisasi data pendaftaran SNMPTN belum selesai. Jika pukul 22.00 finalisasi data belum berhasil, siswa harus siap mengikuti ujian masuk PTN.

Mayoritas sekolah sudah menyelesaikan finalisasi pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Akan tetapi, ada sejumlah sekolah yang menghadapi kendala teknis sehingga tidak memungkinkan keseluruhan siswa bisa melakukan finalisasi. Mereka pun disiapkan untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer sebagai sarana masuk perguruan tinggi negeri.

Berdasarkan data Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) per Selasa (19/2/2019) pukul 17.30 WIB, dari total 478.985 pendaftar SNMPTN, sudah ada 474.952 orang yang melakukan finalisasi data. Artinya, mereka sudah mengisi formulir perguruan tinggi negeri (PTN) dan program studi yang dipilih. Mereka juga sudah memasukkan alamat serta jumlah penghasilan orangtua per bulan.

Koordinator Pelaksana Harian LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan, untuk 4.036 siswa yang tersisa diharapkan bisa menyelesaikan segala prosedur sebelum pukul 22.00 WIB. “Pertimbangan panitia seleksi sejauh ini ialah apabila lewat pukul 22.00 masih ada siswa yang tidak melakukan finalisasi, kami tidak akan memberi waktu tambahan,” tuturnya.

Ia mengatakan, panitia sudah memberi tambahan enam hari sejak proses awal mengunggah laporan nilai siswa sejak kelas X hingga kelas XII pada Januari. Berdasarkan jadwal yang awal, proses finalisasi semestinya sudah selesai pada 14 Februari. Namun karena masih banyak siswa yang belum mengunggah data akibat kendala teknis seperti jaringan internet yang lambat maupun situs LTMPT yang sukar diakses akibat begitu banyak orang membukanya di saat yang bersamaan, tenggat waktu diperpanjang hingga 16 Februari yang diperpanjang lagi hingga 19 Februari.

“Kami menyadari baru 74 persen wilayah Indonesia yang memiliki koneksi internet stabil. Oleh karena itu dilakukan perpanjangan tenggat dua kali. Namun, tampaknya tidak bisa diperpanjang untuk ketiga kalinya karena pengolahan data tidak bisa ditunda,” ujar Budi.

Hingga tengah malam
Kepala SMAN 1 Fakfak, Papua, La Djumali, ketika dihubungi dari Jakarta mengungkapkan, hingga pukul 12.00 WIB atau 14.00 WIT, dari 244 siswa kelas XII, baru 23 orang yang berhasil melakukan finalisasi. Ia mengakui di wilayah tersebut memang ada kendala dalam jaringan internet.

Meskipun begitu, pihak sekolah tetap meminta siswa melakukan finalisasi di sekolah melalui komputer maupun telepon pintar guna memastikan segala informasi yang diunggah siswa memang sesuai ketentuan SNMPTN. Apabila dilakukan di rumah masing-masing, guru-guru khawatir ada aspek yang keliru diunggah dan tidak semua orangtua memahami prosedur pengisian formulir finalisasi.

“Kami sudah mengabari orangtua kalau siswa kemungkinan besar harus tetap berada di sekolah hingga malam hari, bahkan mungkin tengah malam agar mereka semua bisa tuntas melakukan finalisasi data,” ucapnya. Apabila siswa yang tersisa tidak bisa mengunggah data hingga akhir batas waktu, mereka harus siap untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer atau pun ujian mandiri untuk masuk PTN.

Pengalaman siswa harus tinggal di sekolah hingga malam hari juga terjadi di SMAN 11 Tangerang Selatan, Banten. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Setyarto Edi mengatakan, segala data finalisasi sudah selesai diunggah pada 18 Februari. Akan tetapi, pada waktu itu memang memakan waktu hingga pukul 23.00.

Ia mengungkapkan, pada 16 Februari ada 10 siswa yang belum bisa melakukan finalisasi karena kendala teknis pembagian jam ganjil dan genap berdasarkan Nomor Induk Siswa Nasional. Namun, mereka terus mencoba sepanjang malam hingga berhasil.

Pemetaan
Adapun Kepala SMAN 1 Giri, Banyuwangi, Jawa Timur, Mujib, menuturkan bahwa semua siswa kelas XII di sekolah itu sudah tuntas finalisasi pada 14 Februari. “Semua guru mendorong siswa segera memproses pendaftaran SNMPTN tanpa menunggu dekat dengan tenggat waktu,” katanya.

Ia juga mengembangkan aplikasi pemetaan nilai dan kompetensi seluruh siswa kelas XII. Tujuannya agar setiap siswa bisa melihat peta persaingan di sekolah dan merancang prodi serta PTN yang dituju berdasarkan data tersebut.

Misalnya, jika seorang siswa ingin memasuki program studi (prodi) tertentu di sebuah PTN, ia bisa melihat teman-teman yang juga melamar ke prodi dan PTN yang sama. Siswa kemudian bisa memutuskan untuk mengganti PTN apabila saingan dari sekolahnya ternyata memiliki nilai lebih tinggi sehingga mengecilkan kemungkinan siswa tersebut diterima.

Oleh LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 20 Februari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB