Teknologi digital dan internet bisa diaplikasikan bagi produk hortikultura. Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Aris Purwanto, memanfaatkan telepon pintar (smartphone) untuk mengukur tingkat kemanisan buah apel dan mangga.
“Software-nya (piranti lunak) ada di handphone (smartphone) berbasis cloud dengan memanfaatkan internet, kata Aris di Bogor. Aris menyampaikan orasi ilmiah Guru Besar pada Sabtu (22/9/2018) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Aris mengatakan, cara kerja alat tersebut mudah. Apel atau mangga di-scan dengan pemancar near infrared (NIR) portable, kurang dari 10 detik kemudian muncul hasilnya. Hasil ini menunjukkan kadar gula dari apel atau mangga hasil deteksi. “Teknologi ini mengurangi risiko kerusakan produk,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DOKUMENTASI IPB–Prof Aris Purwanto
NIR dengan panjang gelombang 780-2500 nm merupakan satu dari beberapa teknik instrumentasi modern yang paling berhasil untuk pengukuran kandungan kimia dari suatu sampel produk. Teknologi pendugaan kualitas produk secara non destruktif (tanpa merusak) sudah banyak dikembangkan, namun harus dilakukan di laboratorium dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Dengan alat ini, pengguna dapat memastikan bahwa buah yang dipilihnya memang manis (keakuratannya di atas 90 persen), saat itu juga bahkan kurang dari 10 detik. Teknologi ini sangat potensial untuk dikembangkan mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan pasar modern yang memerlukan teknik pengukuran kualitas secara cepat dan akurat,” kata Aris.
Penggunaan spektroskopi NIR Portable dengan memanfaatkan perangkat smartphone berbasis cloud merupakan wujud dari aplikasi teknologi terkini. Menurut Aris, yang sulit adalah membuat model karakteristik pengukuran kualitas produk yang akan diinput ke smartphone.
“Ke depan saya mencoba mengukur kandungan minyak atsiri dan kadar asam pada buah. Di Indonesia, konsumen suka buah yang manis,tetapi di beberapa negara banyak yang suka buah yang asam. Bahkan sangat memungkinkan untuk mengukur kandungan antioksidan dalam buah,” tuturnya.–YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 27 September 2018