Jadikan Petani sebagai Profesi Modern

- Editor

Senin, 3 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perguruan tinggi, terutama di bidang pertanian, diharapkan mampu menjadikan petani sebagai profesi modern. Hal itu akan menjadikan sektor pertanian semakin diminati sehingga menjamin ketahanan pangan. Inovasi teknologi perlu terus dilakukan untuk mencapainya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sekitar 60 persen masyarakat Indonesia bergerak di sektor pertanian. Namun, bidang pertanian Indonesia masih banyak menghadapi tantangan.

Apresiasi masyarakat terhadap profesi bidang pertanian dinilai masih kurang. Minat generasi muda belajar di bidang pertanian menurun. Begitu pula dengan sumber daya manusia, manajemen sistem, dan teknologi lokal yang masih kalah saing dari negara lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

YOLA SASTRA UNTUK KOMPAS–Pimpinan Institut Pertanian Bogor (IPB), perwakilan Kemristekdikti, dan jajaran Pemerintah Kota Bogor berfoto bersama setelah penandatanganan nota kesepahaman antara IPB dan Pemerintah Kota Bogor, Sabtu (1/9/2018).

“Kalau anak dokter saya tanya cita-citanya, jadi dokter. Anak dosen ditanya, ingin jadi dosen. Tapi kalau anak petani yang ditanya ingin jadi apa, jarang yang menjawab jadi petani,” kata Ghufron pada pembukaan Dies Natalis ke-55 Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Sabtu (1/9/2018).

Menurut Ghufron, pertanian sebenarnya merupakan sektor yang sangat menjanjikan bagi perekonomian negara. Dia pun merujuk Australia sebagai contoh. Negeri Kangguru ini bisa menjadi negara maju karena fokus di bidang pertanian dan peternakan.

Oleh sebab itu, Ghufron meminta perguruan tinggi, terutama IPB agar bisa meningkatkan minat masyarakat untuk bertani dengan menjadikan petani sebagai profesi modern. Perguruan tinggi diharapkan terus berinovasi dan memajukan teknologi pertanian.

“Bagaimana teknologi pertanian dimodernkan. Inovasi-inovasi dan produk hasil pertanian serta nilai tambahnya terus dikembangkan sedemikian rupa. Kementerian siap mendukung,” ujarnya.

YOLA SASTRA UNTUK KOMPAS–Mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor

Rektor IPB Arif Satria mengatakan, IPB menyiapkan mahasiswa menjadi petani modern, termasuk menciptakan inovasi-inovasi yang berbasis kebutuhan. “Kita manfaatkan teknologi baru supaya kita citrakan pertanian memang sesuatu yang modern sehingga diminati banyak orang,” ujarnya.

Di masa depan, katanya, Indonesia dituntut menghasilkan produk pertanian dengan presisi yang tinggi, efisien, dan ramah lingkungan. Ini menjadi tantangan karena masyarakat secara kultur belum siap untuk itu. Meski demikian, IPB siap memulai dan mengawal agar hal itu bisa terwujud.

Arif optimistis pelaku pertanian dari generasi muda akan semakin banyak. Itu karena mereka sudah berorientasi pada bisnis dan bisnis yang paling prospektif dan abadi adalah pangan.

“Saya optimistis betul para mahasiswa ini jadi pelaku tangguh. Oleh sebab itu, kita siapkan mereka dari sisi enterpreneurship. Salah satu bentuknya, yaitu membuka kesempatan bagi mereka mengikuti sekolah startup, suatu program tempat mereka mengembangkan bisnis startup. Jadi setelah lulus nanti, bisa langsung mengeksekusi bisnisnya,” ujar Arif. (YOLA SASTRA)–YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 1 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB