Piring Kecil Tak Selalu Berhasil Kurangi Porsi Makan

- Editor

Rabu, 1 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu cara yang populer menguruskan badan adalah dengan penggunaan piring yang lebih kecil agar porsi makanan yang dimakan lebih kecil. Penelitian terbaru di Israel menunjukkan, menipu otak untuk makan lebih sedikit di piring kecil tidak selalu berhasil.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA–Santriwati berbuka bersama di Pondok Pesantren Kauman, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Ukuran piring tidak terlalu berpengaruh terhadap porsi makan.

Penelitian ”Pembatasan Makanan Mengurangi Kerentanan terhadap Ilusi Kontras Ukuran” itu akan dimuat dalam jurnal Appetite edisi 1 September 2018 yang sebagian materi dipublikasikan sciencedaily.com 30 Juli 2018. Penelitian dilakukan oleh Noa Zitron-Emanuel dan Tzvi Ganel dari Departemen Psikologi Universitas Ben-Gurion (BGU) di Negev, Beer-Sheva, Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dasar dari penggunaan piring kecil ini adalah ilusi Delboeuf, yang dinamai sesuai nama penemunya, yaitu filsuf dan psikolog Belgia, Joseph Remi Leopold Delboeuf (1831-1896), yang menciptakannya pada tahun 1865.

Ilusi Delboeuf adalah ilusi optik dari persepsi ukuran relatif. Dalam versi ilusi yang paling terkenal, dua bundaran berwarna hitam dengan ukuran yang identik ditempatkan saling berdekatan. Ketika satu bundaran dikelilingi lingkaran hitam, bundaran itu tampak lebih besar.

Konsep ini populer dewasa ini untuk mengurangi porsi makanan bagi orang yang ingin menguruskan badan. Ilusi Delboeuf untuk diet ini antara lain didukung riset oleh Koert van Ittersum dari Universitas Wageningen, Belanda, dan Brian Wansink dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Penelitian berjudul ”Ukuran Piring dan Kecocokan Warna: Bias Delboeuf Illusion tentang Perilaku Melayani dan Makan” itu dimuat dalam jurnal Consumer Research Agustus 2012.

FOTO-FOTO: KOMPAS/AHMAD ARIF–Porsi makan tidak dipengaruhi ukuran piring.

Untuk melakukan penelitian ini, Koert van Ittersum dan Brian Wansink menguji sejumlah hipotesis, di antaranya bahwa orang-orang akan mengurangi makan ketika diberi piring lebih kecil dan menambah makan ketika diberi piring makan yang lebih besar. Dalam percobaannya, mereka meminta 225 mahasiswa memakan sup dalam mangkok yang berbeda ukuran.

Hasilnya, responden penelitian itu memakan lebih sedikit jika menggunakan mangkok lebih kecil dan memakan lebih banyak jika menggunakan mangkok lebih besar.

”Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa Delboeuf Illusion dapat menjadi penjelasan mengapa dan bagaimana ukuran makan memengaruhi perilaku mengatur diri sendiri,” tulis Koert van Ittersum dan Brian Wansink dalam kesimpulannya.

FOTO-FOTO: KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA–Porsi makan tidak terlalu dipengaruhi ukuran piring atau mangkok.

Namun, studi yang dilakukan Noa Zitron-Emanuel dan Tzvi Ganel itu menolak trik diet populer berdasarkan ilusi Delbouef yang memprediksi orang akan mengidentifikasi ukuran secara berbeda ketika mereka ditempatkan dalam obyek yang lebih besar atau lebih kecil.

Dalam penelitian ini, Noa Zitron-Emanuel dan Tzvi Ganel melakukan dua percobaan. Satu percobaan dilakukan terhadap 32 perempuan dan percobaan kedua dilakukan terhadap 41 perempuan dan 40 laki-laki. Mereka diuji terhadap dampak ilusi Delbouef pada piza yang diletakkan pada piring lebih besar dan piring lebih kecil.

Hasilnya menunjukkan bahwa pembatasan makanan dengan ukuran piring tersebut mengurangi bias ilusi untuk makanan terkait, tetapi tidak untuk rangsangan netral. Pengurangan seperti efek ilusi menunjukkan ketergantungan pada analitik, bukan pada gaya pemrosesan relatif, untuk rangsangan spesifik domain ketika dalam keadaan kelaparan.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)–Penyajian masakan laut ala penyajian Nasi Kapau di Rumah Makan Pincalang, Pantai Pauh, Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (17/2/2018). Jika lapar, ukuran tidak memengaruhi keinginan makan.

”Ukuran piring tidak masalah. Bahkan, jika kamu lapar dan belum makan atau mencoba untuk mengurangi porsi, porsi terlihat mirip apakah itu diletakkan pada piring kecil atau lebih besar,” kata Tzvi Ganel, Kepala Laboratorium Persepsi dan Tindakan Visual di Departemen Psikologi BGU.

Tzvi Ganel dan Noa Zitron-Emanuel menemukan bahwa orang-orang yang belum makan setidaknya selama tiga jam lebih mungkin mengidentifikasi proporsi piza yang ditempatkan di nampan yang lebih besar dan lebih kecil dengan benar daripada orang-orang yang baru saja makan. Menurut para peneliti, ini menunjukkan bahwa rasa lapar merangsang proses analitik yang lebih kuat yang tidak mudah tertipu oleh ilusi optik tersebut.

KOMPAS/KHAERUL ANWAR–Hotel Sheraton di obyek wisata Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, me-launching makanan khas Timur Tengah sebagai hidangan buka puasa dan sahur. Ilusi optik tidak terlalu berpengaruh terhadap keinginan untuk makan.

Selama dekade terakhir, restoran dan bisnis makanan lainnya telah menggunakan piring yang semakin kecil untuk menyesuaikan dengan bias perseptual bahwa itu akan mengurangi konsumsi makanan.

”Penelitian ini mematahkan anggapan itu. Ketika orang lapar, terutama ketika sedang berdiet, lebih mungkin untuk menyadari mereka makan lebih sedikit dan lebih rentan untuk makan berlebihan nanti,” ujar Ganel.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 31 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB