Revitalisasi SMK terus digulirkan melalui penguatan pendidikan kejuruan yang selaras dengan dunia usaha dan industri. Selain itu, pendidikan di SMK juga diperkuat dengan praktik kerja yang dikembangkan di sekolah, dunia usaha dan industri, serta kewirausahaan.
Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M Bakrun, di Jakarta, Senin (2/7/2018), mengatakan, revitalisasi SMK dimulai dengan menyelaraskan kurikulum di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Program revitalisasi SMK dimulai tahun 2017 dengan menyasar 219 SMK di seluruh Indonesia.
Menurut Bakrun, 114 SMK telah mendapatkan bantuan pengembangan teaching factory tahun 2017. Sisanya, sebanyak 105 SMK, direalisasikan tahun ini, dengan tambahan 350 SMK. Dengan demikian, total SMK yang direvitalisasi sebanyak 569 sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DOKUMENTASI HUMAS KEMDIKBUD–Mendikbud Muhadjir Effendy mengunjungi salah satu SMK di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Pengembangan SMK menjadi salah satu fokus pemerintah membangun sumber daya manusia yang unggul.
Bakrun menambahkan, revitalisasi SMK juga menyasar penggiatan teaching factory di sekolah sebagai wadah untuk melatih siswa bekerja selayaknya profesional dengan produksi barang/jasa yang sesuai standar DU/DI. Pengembangannya, lanjutnya, memanfaatkan laboratorium atau bengkel yang ada di sekolah. Selain itu, Kemdikbud juga memberikan bantuan pengembangannya agar bisa digunakan untuk praktik kerja dan produksi sesuai standar industri.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dalam acara penyerahan bantuan program revitalisasi SMK di Kudus, Jawa Tengah, pekan lalu, menuturkan, SMK negeri yang memiliki teaching factory akan dikembangkan menjadi badan layanan umum daerah (BLUD). Nantinya, SMK harus menjalin kemitraan erat dengan industri atau jasa. Kurikulumnya bisa ditentukan bersama dengan perusahaan mitra, hingga 60 persen.
Status BLUD, ujar Muhadjir, bakal memudahkan sekolah untuk mengembangkan teaching factory. Pemasukan yang didapatkan dari penjualan hasil produksi teaching factory tidak dikategorikan sebagai penyimpangan pengelolaan keuangan.
”Mudah-mudahan tahun ini peraturan menteri tentang pembentukan BLUD bagi SMK negeri sudah selesai dibuat,” kata Muhadjir.
Bakrun menjelaskan, teaching factory merupakan program yang bakal menjembatani sekolah dengan dunia industri atau usaha dengan kesamaan bidang keterampilan. Kehadiran teaching factory juga diyakini penting bagi pendidikan karakter siswa SMK.
”Pembelajaran di teaching factory bukan hanya melatih siswa untuk terampil dan kompeten. Siswa juga bakal memiliki sikap mental dan karakter sesuai kebutuhan industri. Pembelajaran melalui teaching factory diyakini mampu menumbuhkembangkan etos kerja serta karakter disiplin, tanggung jawab, jujur, kerja sama, dan kepemimpinan dari peserta didik,” tutur Bakrun.
Percontohan
Revitalisasi SMK dilakukan di DKI Jakarta sebagai daerah percontohan. Pencanangan implementasi revitalisasi SMK dipusatkan di SMK Negeri 26 pada pekan lalu dan dihadiri Mendikbud dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies menyampaikan, program revitalisasi SMK melalui perluasan akses masyarakat akan menambah daya tampung peserta didik baru pada SMK negeri, dari 22 persen menjadi 45 persen pada 2022. Upaya tersebut dilakukan dengan membangun 42 sekolah baru dan penambahan ruang kelas baru.
Anies mengatakan, pihaknya juga akan membentuk BLUD khusus untuk kebutuhan pengelolaan SMK.
”Harapannya, pengelolaan keuangannya itu jauh lebih efisien dan efektif. Kita juga akan ada program piloting yang sekarang sudah berjalan dan akan kita perluas lagi. Harapannya, SMK di Jakarta bisa menjadi percontohan bagi daerah lain,” ujar Anies.
Tidak hanya itu, proses pembelajaran SMK di Jakarta akan disusun dengan program dual track. Siswa SMK nantinya akan diajak belajar di sekolah serta dunia usaha dan industri dengan pengaturan yang berbeda-beda sesuai sektor yang dijalankannya.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 3 Juli 2018