Empat mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga, Surabaya, meraih special award dan medali perak dalam ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE) Competition di Kuala Lumpur, Malaysia, 9-12 Mei. Mereka memenangkan juara berkat presentasi inovasi mereka, yaitu semprotan kecantikan dari ekstrak biji labu kuning hingga anti penuaan.
Prestasinya adalah Rahmatul Habibah, Agustina Lia Fitriani, Asih arama Anindhia, dan Rizki Jian Utami.
“Kami menyajikan topik ‘ Beauty spray of cucurbita moschata untuk anti penuaan ‘. Kami menyajikan secara lisan di depan dua juri dari negara lain tentang bagaimana inovasi kami. Bagaimana kami membuatnya, berapa harganya, bagaimana analisis SWOT, bagaimana penelitiannya di masa depan, dan seterusnya, “kata Lia, salah satu anggota tim yang dikutip di situs web Unair, Selasa (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di atas presentasi, delegasi UNAIR menerima penghargaan khusus dari Asosiasi Kekayaan Intelektual Penemuan Dunia (WIIPA) Taiwan, sebuah organisasi sosial internasional nirlaba penemuan. Termasuk mendapatkan medali perak dari ajang WYIE.
Lia mengatakan, ide awal dari inovasi adalah jumlah orang di era saat ini, terutama wanita, yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Mereka tidak punya waktu untuk melakukan perawatan wajah.
DOKUMENTASI–(Kiri ke kanan): Agustina Lia Fitriani, Asih Parama Anindhia, Rahmatul Habibah, dan Rizki Jian Utami foto bersama di stan ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE) Competition, di Kuala Lumpur, Malaysia, 9-12 Mei lalu. Para mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya diberikan penghargaan.
“Kami berinovasi untuk membuat perawatan kulit praktis. Bisa dibawa kemana saja. Dan, tentu saja, murah dan mudah didapat. Akhirnya kami berpikir untuk membuatnya dari biji labu kuning atau biji pumkin . Kandungannya setara dengan biji bunga matahari yang kaya akan vitamin E, caratenoid, antioksidan potasium, dan anti penuaan esensi, “jelasnya.
Bahan-bahan itu, lanjut Ika, bisa membantu meregenerasi kulit mati sehingga bagus untuk anti penuaan .
Para peserta berasal dari berbagai negara, antara lain, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Korea, Malaysia, Makau, dan Indonesia. Mereka adalah siswa SMP, pelajar, dosen, dan peneliti. Sementara itu, dari Indonesia, ada 70 tim yang berangkat. Salah satunya dari FKP Unair.
Sebelum berangkat ke kompetisi di Kuala Lumpur, setiap peserta harus mengikuti tahap seleksi. Pemilihan abstrak adalah yang paling awal. “Tim kami membuat inovasi kecantikan trendi, yaitu semprotan kecantikan dari biji labu kuning hingga anti penuaan (penuaan),” tambahnya.
Dari kompetisi tersebut, Lia mengaku memiliki pengalaman yang kaya. Pertama, ia dapat membawa nama UNAIR, terutama FKP secara internasional melalui inovasi penelitian. Kedua, kemampuan bahasa Inggris Lia semakin kuat.
“Selain itu, kita bisa mengenal banyak orang. Khususnya investor dari berbagai negara. Kami juga berkesempatan melihat budaya negara lain, “kata Lia. (NAR)–NASRULLAH NARA
Sumber: Kompas, 24 Mei 2018