Bayi yang Mirip Ayahnya Lebih Sehat

- Editor

Jumat, 9 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bayi yang lebih mirip ayahnya lebih sehat dibanding yang kurang mirip ayahnya pada umur 1 tahun. Namun, manfaat itu hanya berlaku bagi bayi dengan ibu tunggal atau bayi yang tidak tinggal bersama ayahnya. Keuntungan itu tidak berlaku bagi bayi mirip ayahnya, tetapi tinggal bersama ayah dan ibunya atau dari orangtua yang lengkap.

Kondisi itu diperoleh karena bayi yang mirip ayahnya mendapat perhatian lebih dari ayahnya selama setahun pertama. “Ayah yang mempersepsikan bayinya mirip dengannya merasa lebih yakin bahwa bayi itu miliknya sehingga menghabiskan waktu lebih banyak dengannya,” kata tambah Polachek.

Namun, efek kemiripan dengan ayah itu tidak terlihat pada bayi yang dibesarkan ayah dan ibu yang tinggal bersama dalam satu atap. Kondisi ini terjadi karena bayi yang tumbuh dari orangtua yang lengkap membuat pengasuhan ayah pada bayinya lebih pasti dan ayah lebih banyak menghabiskan waktunya bersama bayinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Riset tentang kemiripan wajah ayah pada bayi yang diasuh ibu tunggal itu merupakan penelitian kohor (terhadap dua kelompok atau lebih dengan karakter serupa) terhadap 715 bayi di Amerika Serikat.

Penelitian tersebut merupakan bagian dari Studi Keluarga Rentan dan Kesejahteraan Anak (FFCWS) yang dilakukan Pusat Penelitian Kesejahteraan Anak (CRCW) dan Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan (CHW) dari Universitas Princeton serta Pusat Penelitian Kependudukan Columbia (CPRC) dan Pusat Anak dan Keluarga Nasional (NCCF) dari Universitas Columbia di AS.

AFP/GETTY IMANGES/NATALIA DERIABINA,–Hasil penelitian di Amerika Serikat, bayi yang lebih mirip ayahnya lebih sehat dibanding bayi yang kurang mirip ayahnya pada umur 1 tahun. Studi itu melihat bayi yang dibesarkan sendiri oleh ibunya karena ayah dan ibu yang tidak terikat dalam pernikahan.

Hasil riset itu menunjukkan, “Peran ayah penting dalam membesarkan anak dan itu terwujud pada kesehatan bayi,” tambah Polachek.

Hasil riset menunjukkan, peran ayah penting dalam membesarkan anak dan itu terwujud pada kesehatan bayi.

Studi itu melihat bayi yang dibesarkan sendiri oleh ibunya karena ayah dan ibu yang tidak terikat dalam pernikahan. Di negara-negara maju, jumlah bayi yang hanya dirawat oleh ibu terus bertambah. Kondisi itu membuat pengasuhan ayah menjadi tidak pasti.

Dari interaksi waktu, bayi yang mirip ayahnya itu rata-rata menghabiskan waktu 2,5 hari lebih banyak dalam satu bulan dibanding bayi yang kurang mirip dengan ayahnya. Waktu lebih itu berarti bayi mendapat pengasuhan lebih dari ayahnya.

Ayah yang menghabiskan waktu lebih banyak dengan anaknya juga menjadikan anaknya lebih banyak mempelajari isu-isu kesehatan dan lebih memahami hal-hal terkait kesehatannya, seperti pakaian, makanan atau keperluan lainnya.

Studi itu juga menemukan bayi yang tidak mirip ayahnya juga memiliki kunjungan ke rumah sakit dan episode asma lebih sering.

Riset yang dipublikasikan di Journal of Health Economics pada 18 Januari 2018 itu ternyata memiliki akar pada proses evolusi manusia. Orangtua akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan anaknya yang secara genetik terkait dengan mereka. Sebaliknya, investasi pada anak yang tidak terkait secara genetik dianggap percuma karena mengurangi investasi pewarisan sifat-sifat genetik.

Sumber : Livescience, fragilefamilies.princeton.edu

M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 9 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB