Lapan Sukses Meluncurkan Dua Roket

- Editor

Senin, 11 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dua roket eksperimen buatan peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan berhasil diuji terbang di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12). Roket bergaris tengah 450 milimeter (RX 450) dan 122 milimeter (RX 122) meluncur dari lokasi peluncuran milik Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Lapan yang menghadap Samudra Hindia.

Kepala Program Peluncuran Roket Bagus H Jihat dalam keterangan pers menjelaskan, RX 450 merupakan roket versi ketiga, hasil penyempurnaan roket yang dibuat pada 2015 dan 2016. Adapun RX 122 adalah cikal bakal dari roket pertahanan R-HAN 122 B. ”Tahun depan, Rx 320 akan diluncurkan untuk menguji sistem separasi muatan,” ujarnya.

Deputi Bidang TeknoIogi Penerbangan dan Antariksa Lapan Rika Andiarti menilai, kinerja terbang roket RX 450 ini lebih baik dibandingkan dua desain roket sebelumnya. Meski demikian, penyempurnaan desain roket tipe ini masih akan terus dilakukan pada tahun berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam Rencana Strategis tahun 2019, kata Rika, Lapan sudah membuat program untuk peningkatan unjuk kerja roket tersebut pada sistem penerimaan data dan jangkauan terbangnya. Tahun mendatang roket RX 550 juga akan diuji statik.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan Lapan saat ini. Roket ini merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan. Generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 milimeter.

SUMBER: LAPAN–Dua roket eksperimen buatan periset dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil diuji terbang di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12).

Roket ini nantinya akan digunakan untuk tujuan damai. Salah satunya sebagai roket pengorbit satelit (RPS) dan roket Sonda Lapan. Program pengembangan RPS ini ini disinergikan dengan rencana pembangunan Bandar Antariksa, yang tercantum dalam Undang-Undang Keantariksaan.

Lebih lanjut, Thomas mengatakan, penguasaan teknologi roket mengalami banyak kendala teknis dan nonteknis. Selain keterbatasan anggaran, realisasi program ini belum ditunjang dengan sumber daya manusia dan industri pendukung yang memadai.

Selama ini kesulitan juga dihadapi dalam pengadaan bahan bakar roket atau propelan. Roket yang dikembangkan Lapan selama ini menggunakan bahan bakar roket atau propelan buatan sendiri, antara lain aluminium perklorat.

Beberapa waktu lalu, Adi Sadewo Salatun mengatakan, jika peluncuran Rx 420 berhasil, akan dibangun roket dua tingkat dengan diameter berturut-turut 420-320. Setelah itu mengarah pada RPS yang terdiri dari 4 buah propulsi 420 dan satu propulsi 320. Roket pengorbit ini dapat membawa nanosatelit yang persiapannya akan memakan waktu dua tahun.

Dalam peluncuran roket, kata Thomas, sementara ini Lapan menggunakan lokasi di Pamengpeuk, Garut, yang menghadap Samudra Hindia. Sesuai kesepakatan dengan pemerintah daerah setempat, lokasi peluncuran roket di Garut ini digunakan untuk uji terbang roket dan kegiatan riset lain, seperti uji statik, uji pesawat tanpa awak, serta pengamatan antariksa dan atmosfer. Lokasi ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi antariksa dan wisata ilmiah.

YUNI IKAWATI 7 Desember 2017
————-
Lapan Pun Merintis Roket Pengorbit Satelit

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional sudah mampu membuat satelit, hingga menghasilkan tiga satelit mikro. Sayang keberhasilan ini belum diikuti penguasaan teknologi roket sebagai peluncurnya. Lapan baru sampai pada pembuatan roket RX 450.

Uji coba terbang roket eksperimen berhasil dilaksanakan di Pamengpeuk, Garut, Kamis (7/12). Roket bergaris tengah 450 mm (RX 450) itu diluncurkan dari lokasi peluncuran milik Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Lapan di pantai selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di pagi yang cerah itu, roket melesat ke udara hingga akhirnya jatuh di Samudra Hindia.

“Hasil peluncuran ini masih dianalisis,” kata Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa, Rika Andiarti. Hasil simulasi di komputer menunjukkan, dengan sudut elevasi 70 derajat, jangkauan yang bisa dicapai roket yang membawa muatan 250 kg ini sekitar 87 km, sedangkan ketinggiannya 20 km.

“Dilihat pada manuvernya ketika roket ini melesat ke udara, performansinya lebih baik dibanding dua desain roket serupa sebelumnya. Meski begitu, penyempurnaan desain roket ini akan terus dilakukan,” ujar Rika.

Kepala Program Peluncuran Roket, Bagus H Jihat, menambahkan, RX 450 merupakan roket versi ketiga, hasil penyempurnaan roket yang dibuat pada 2015 dan 2016. Pada uji coba roket pertama, RX 450 terbang tidak stabil dan dinyatakan gagal. Uji terbang roket kedua dilakukan pada tahun lalu setelah memperbaiki kestabilan terbang. Namun, jangkauannya baru 52 km pada elevasi penembakan 70 derajat.

“Uji terbang roket ketiga ini dilakukan dengan mengurangi berat payload yang awalnya 350 kg menjadi 250 kg untuk meningkatkan jangkauannya,” ujar Rika. Roket-roket yang dirancang saat ini masih menggunakan bahan bakar padat.

Dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2019, kata Rika, Lapan sudah membuat program untuk peningkatan unjuk kerja roket ini pada sistem penerimaan data dan jangkauan terbangnya. Targetnya adalah menghasilkan Roket Pengorbit Satelit (RPS), sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk.

Namun, kata Rika, jalan untuk mencapai target itu masih panjang. Dalam Renstra Lapan pada 2019 ditargetkan lembaga riset antariksa ini mampu meluncurkan roket 3 tingkat. Dua tingkat pertama motor roket dan tingkat ketiga muatan yang bisa dilepas atau diseparasi.

Tahun depan, Lapan akan meluncurkan roket 2 tingkat, di mana tingkat pertama bermuatan motor roket dan tingkat kedua berupa muatan sonda. Muatan tersebut akan dapat dilepas dari motor roket. Sementara litbang motor roket bertingkat baru dilakukan untuk roket dengan ukuran kecil.

“Tahun depan juga akan diluncurkan RX 320, yaitu untuk menguji sistem separasi muatan,” ujar Rika. Tahun berikutnya akan diuji statik roket berukuran lebih besar, yaitu RX 550.

Roket terbesar
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan Lapan. Roket ini merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan. Generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 mm.

Roket ini nanti akan digunakan untuk maksud damai, salah satunya sebagai RPS dan roket Sonda. Program pengembangan RPS ini disinergikan dengan rencana pembangunan Bandar Antariksa, yang tercantum dalam UU Keantariksaan.

Lebih lanjut, Thomas mengatakan, penguasaan teknologi roket mengalami banyak kendala teknis dan nonteknis. Selain keterbatasan anggaran, untuk merealisasikan program ini belum ditunjang dengan SDM dan industri pendukung yang memadai.

Selama ini kesulitan juga dihadapi dalam pengadaan bahan bakar roket atau propelan. Roket yang dikembangkan Lapan selama ini menggunakan bahan bakar roket atau propelan buatan sendiri, antara lain aluminium perklorat.

Beberapa waktu lalu, Adi Sadewo Salatun, mantan Kepala Lapan, mengatakan, jika peluncuran RX-420 berhasil, akan dibangun roket 2 tingkat dengan diameter 420 mm dan 320 mm. Setelah itu mengarah pada RPS yang terdiri dari 4 buah, propulsi 420 dan satu propulsi 320. Roket pengorbit ini dapat membawa nano satelit yang persiapannya akan memakan waktu 2 tahun.

Dalam peluncuran roket, kata Thomas, sementara ini Lapan menggunakan lokasi di Pamengpeuk yang menghadap Samudra Hindia. Lokasi peluncuran roket di Garut ini, sesuai kesepakatan dengan pemda setempat, selain digunakan untuk uji terbang roket, juga digunakan untuk kegiatan riset lainnya, seperti uji statik, uji pesawat tanpa awak, serta pengamatan antariksa dan atmosfer. (YUNI IKAWATI)

Sumber: Kompas, 11 Desember 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB