Ilmuwan dan Inovator Muda Indonesia Raih Penghargaan

- Editor

Rabu, 25 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pameran Sains Indonesia (ISE) 2017 kembali digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia setelah pertama kali diadakan pada 2015. Pada kesempatan itu, diadakan juga pemberian Penghargaan Ilmuwan Muda LIPI (LYSA) 2017 dan Penghargaan bagi Peneliti dan Inovator Berprestasi Internasional 2017.

Pameran tahun ini terasa istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-50 LIPI. Selain itu, pameran tahun ini pun melibatkan lebih banyak peserta dengan total 176 peserta dari sejumlah kementerian, lembaga, universitas, sekolah menengah, dan swasta.

”Ini adalah salah satu bentuk kerja sama antara pemerintah dan swasta. Kita terus berupaya agara kerja sama triple helix (perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan industri) bisa meningkat sehingga membuka kemitraan dalam berbagai aspek,” kata Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto seusai pembukaan pameran tersebut di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pameran yang akan berlangsung hingga Kamis (26/10) itu akan diisi dengan beberapa kegiatan, seperti penayangan film ilmiah, pertunjukan seni ilmiah, lokakarya dan pelatihan ilmiah, Pameran Sains Remaja 2017, Penghargaan Inovasi Sains Berbasis Industri 2017, Pekan Inovasi Teknologi 2017, pameran industri, pameran perguruan tinggi serta lembaga penelitian, dan sekitar 18 konferensi ilmiah.

Khusus untuk Pameran Sains Remaja 2017, kegiatan tersebut adalah yang pertama kali dan melibatkan para pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI 2017, Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017, Loreal’s Girl’s in Science, dan Kalbe Junior Scientist Award. LKIR tahun ini menerima 3.706 proposal dan menghasilkan 52 pemenang yang akan dibimbing peneliti LIPI selama tiga hingga empat bulan.

BERNARDUS KURNIAWAN FEBRYANTO ALLVITRO–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir (kiri) memberikan penjelasan dalam acara Peluncuran Indikator Pengeluaran Kotor untuk Penelitian dan Pengembangan (GERD) Kemristek dan Dikti pada Pameran Sains Indonesia (ISE) 2017 di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/10). Hari pertama pameran diisi dengan pemberian Penghargaan Ilmuwan Muda LIPI (LYSA) 2017 dan Penghargaan bagi Peneliti dan Inovator Berprestasi Internasional 2017.

Pada pembukaan pameran, dilakukan pemberian Penghargaan Ilmuwan Muda LIPI (LYSA) 2017 dan Penghargaan bagi Peneliti dan Inovator Berprestasi Internasional 2017. Penghargaan LYSA diberikan kepada Gunadi atas inovasinya mengidentifikasi penyebab awal penyakit Hirschsprung lewat penanda genetik.

Penghargaan bagi Peneliti dan Inovator Berprestasi Internasional 2017 diberikan kepada Latifah M Solikhah dari SMA Negeri 1 Teras Boyolali, Jawa Tengah, peringkat keempat di ajang Pameran Sains dan Teknik Internasional Intel (Intel ISEF) 2017 kategori Ilmu dan Perilaku Sosial; dan Azizah Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, peraih penghargaan khusus dari Institut Geosains Amerika di ajang yang sama.

Selain itu, penghargaan juga diberikan bagi Gede Herry Arum Wijaya dari SMA Negeri Bali Mandara, peraih penghargaan khusus Penemu Muda Nasional 2016 dan peraih medali emas kategori Teknologi Hijau di Pameran Penemu Muda Internasional (IEYI) 2017; dan Hans Bastian Wangsa serta Siti Farahdina dari SMA Negeri 6 Yogyakarta, peraih medali emas kategori Keamanan dan Kesehatan di IEYI 2017.

Sumber: Kompas, 24 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB