Karya Ilmiah Harus Dipublikasikan

- Editor

Jumat, 8 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garba Rujukan Digital Nusantara Bisa Menjadi Solusi

Untuk mengantisipasi plagiarisme, perguruan tinggi harus mengutamakan transparansi bidang akademik. Caranya, memublikasikan karya ilmiah mahasiswa dan dosen secara online.

”Salah satunya melalui situs jurnal Garba Rujukan Digital Nusantara atau Garuda yang telah dibuat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak dua tahun lalu,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Kamis (7/6), di Jakarta. ”Kuncinya, transparansi akademik. Selama hanya dipakai untuk kalangan internal, peluang plagiarisme terbuka lebar,” ujarnya.

Ia menanggapi maraknya kembali plagiarisme yang terjadi di perguruan tinggi. Saat ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud sedang menyelidiki dugaan kasus plagiarisme yang terjadi di perguruan tinggi negeri, termasuk di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di perguruan tinggi itu terdapat dua kasus dugaan plagiarisme. Pertama, skripsi karya Sarika, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, yang dijiplak dan diklaim menjadi hasil penelitian salah seorang dosennya.

Kasus kedua, skripsi mahasiswa bernama Muhammad Sidik yang diduga dijiplak kemudian diklaim sebagai karya dosen dan dikirim ke jurnal ilmiah.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat, Selasa (5/6), menyatakan, dosen yang terbukti melakukan plagiarisme sudah dijatuhi sanksi.

Tidak dipublikasikan

Nuh menambahkan, kasus-kasus plagiarisme yang muncul selama ini sebagian besar karya tulis yang tidak dipublikasikan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Djoko Santoso menambahkan, karena sudah ada situs Garuda, perguruan tinggi sebenarnya tidak perlu membuat situs atau sistem yang lain.

Menurut Nuh, di dalam sistem Garuda itu, selain sebagai penyimpan data jurnal, juga menjadi mesin pencari. ”Sistem ini juga mempermudah penilai karya. Ada metode untuk melacak penyimpangan,” kata Nuh.

Lody Paat, Koordinator Koalisi Pendidikan, mengatakan, plagiarisme yang dilakukan dosen, salah satunya demi untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat golongan. Karena itu, dosen mestinya jangan hanya disibukkan dengan urusan administratif.(LUK/ELN)

Sumber: Kompas, 8 Juni 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB