Prototipe pesawat udara nirawak atau Puna generasi ke-5 yang diberi nama Alap-alap diuji coba untuk pemetaan jalur kereta api Cirebon-Tegal. Pemetaan ini terkait program pembangunan kereta api cepat Jakarta-Surabaya.
Untuk pemetaan selama dua hari sejak Sabtu (15/7), Alap-alap karya rancang bangun perekayasa di Pusat Teknologi Hankam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi diterbangkan dan lepas landas dari Bandara Cakrabhuwana, Cirebon. Uji coba hari pertama ditinjau Kepala BPPT Unggul Priyanto. Unggul menjelaskan, tujuan penggunaan Puna untuk menguji kinerjanya dalam melakukan pemetaan.
Adapun pemetaan jalur rel Cirebon-Tegal bertujuan mengetahui kawasan permukiman dan daerah tanjakan serta hambatan lain yang perlu dibebaskan untuk proyek kereta api cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Joko Purwono, Kepala Program Puna BPPT, mengatakan, Alap-alap yang diuji coba saat ini merupakan generasi kelima. Generasi pertama dikembangkan pertama kali pada 2009. Bentang sayapnya 3 meter dan memiliki lama jelajah 8 jam sejauh 700 kilometer, bersistem autopilot.
Peningkatan yang dicapai antara lain dalam hal perubahan konstruksi pada bagian ekor dan moncong pesawat serta bagian penyeimbang. Pada bagian moncong ditempatkan kamera. Dengan meringankan bagian konstruksi memungkinkan penambahan muatan untuk bahan bakar. Hal ini menambah lama jelajah pesawat dari 7 jam menjadi 8 hingga 9 jam.
Deputi bidang Teknologi Industri Hankam BPPT Wahyu Pandoe mengatakan, data pemetaan Alap-alap kelak akan dibandingkan dengan survei udara menggunakan Lidar (light detection and ranging).
Selain uji coba untuk memantau jalur kereta, Alap-alap juga akan digunakan untuk pemantauan jalur pipa gas dan perbatasan. Prototipe ini, jelas Joko, akan diproduksi industri swasta. Telah ada pengguna yang tertarik, yaitu TNI AD, untuk survei daerah perbatasan. (YUN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Juli 2017, di halaman 13 dengan judul “Pesawat Tanpa Awak Petakan Jalur Kereta”.