Robot-robot karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, memenangi kontes robot internasional di Trinity College, Amerika Serikat, 1-2 April. Pihak universitas akan menjembatani prestasi itu dengan dunia industri agar inovasi tersebut bisa dikembangkan dan dimanfaatkan secara luas untuk kepentingan umum.
“Selama ini banyak temuan mahasiswa sangat berkualitas dan bisa dikembangkan agar bisa dimanfaatkan masyarakat. Hanya saja, banyak di antara temuan itu akhirnya hanya jadi juara lomba dan tak dikenalkan kepada pengusaha atau masyarakat umum. Itu sebabnya, temuan itu akhirnya tak bisa dikembangkan,” tutur Rektor UMM Fauzan, Senin (10/4), di Kota Malang.
Ia mengatakan, UMM menyiapkan festival riset mahasiswa dan dosen pada Agustus mendatang. Festival itu akan dikoneksikan dengan pertemuan pengusaha dalam kegiatan entrepreneurship summit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam kegiatan itu, hasil riset mahasiswa dan dosen tersebut akan ditunjukkan kepada pengusaha. Jembatan yang dibangun kampus inilah yang bisa menentukan, apakah riset-riset terbaik itu bisa berlanjut dengan dukungan pihak luar (pengusaha atau pemerintah) atau hanya berhenti sebagai kebanggaan kampus semata,” kata Fauzan.
Robot tercepat
Robot-robot karya mahasiswa UMM itu, InaMu dan Unmu, memenangi kontes robot pemadam api di Trinity College. Kedua robot itu hasil karya mahasiswa Fakultas Teknik UMM: Imam Fathoni, Ikhlal Aldhi Wijaya, dan Salis Muchtar Fadhillah.
Kedua robot itu menjadi juara I dan II karena memiliki keunggulan dalam kecepatan dan ketepatan. Kedua robot itu dilengkapi 10 sensor, yaitu 8 sensor ultrasonik dan 2 sensor inframerah. “Dalam waktu 20 detik, kami berhasil memadamkan api dengan waktu 11,9 detik,” ujar Imam Fathoni. Tim UMM mengalahkan kontestan asal Kanada, China, Israel, Portugal, Uni Emirat Arab, dan AS. (DIA)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Prestasi Mahasiswa Perlu Dijembatani dengan Industri”.