Tulang Tanam Siap Diproduksi

- Editor

Selasa, 21 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tulang tanam buatan dalam negeri ditargetkan diproduksi massal pada pertengahan tahun ini. Hal itu diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada tulang tanam impor dan menekan beban biaya kesehatan.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan, tulang tanam atau tulang implan itu merupakan hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hasil riset itu dimanfaatkan PT Zenith Allmart Precisindo (ZAP), perusahaan peleburan besi dan baja yang berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

“Produksi tulang tanam ini menanti izin dari Kementerian Kesehatan. Pada tahap awal, 40.000-50.000 tulang tanam akan diproduksi dari kapasitas produksi 80.000 unit per tahun,” ujar Nasir saat berkunjung ke PT ZAP, Senin (20/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut CEO PT ZAP Allan Changrawinata, uji produksi massal dilakukan sejak 2015 dari 500 keping kini 120.000 keping tulang tanam. Izin produksi dan edar Kemenkes diharapkan keluar pertengahan tahun ini.

Permintaan tinggi
Pihaknya bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sebagai pengguna produk tulang tanam. Mengutip data BPJS Kesehatan, kebutuhan tulang tanam per tahun 50.000 unit, terutama bagi pasien kecelakaan lalu lintas.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir (berkemeja putih) melihat prototipe implan tulang berbahan stainless steel 316L yang diproduksi PT Zenith Allmart Precisindo di Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/2). Produk yang merupakan pengembangan antara Pusat Teknologi Material BPPT, PT Zenith Allmart Precisindo, dan RSU Dr Soetomo tersebut diharapkan dapat menyediakan alat kesehatan implan tulang yang berkualitas dan murah bagi masyarakat. Saat ini, produk tersebut masih dalam proses sertifikasi dan pengurusan izin edar sesuai standar kesehatan.

“Permintaan tulang tanam secara nasional lebih besar lagi, diprediksi mencapai 90.000 unit per tahun, karena banyak rumah sakit belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Selama ini, kebutuhan tulang tanam dipenuhi dari produk impor,” tutur Allan.

Kepala Pusat Teknologi Material BPPT Asep Rismoko menambahkan, menurut Kemenkes, pada 2012, belanja total alat kesehatan RI sebesar Rp 7 triliun dan kontribusi industri manufaktur lokal hanya 4 persen. Harapannya, tulang tanam produksi lokal menekan biaya impor hingga 70 persen.

Produksi tulang tanam yang dikembangkan BPPT dan Zenith memenuhi syarat material medis kedokteran ortopedi dan kekuatan mekanik bahan implan sesuai dengan standar internasional. Hasil inovasi itu bisa jadi produk tulang tanam generik nasional untuk layanan kesehatan.

Kini industri implan nasional memakai metode produksi pemesinan dengan teknologi pembuatan level medik besi tahan karat (stainless steel) 316L yang dipasok PT Aneka Tambang. Hasil uji medisnya setara dengan produk impor dari Swiss. Kementerian Ristek dan Dikti mengucurkan insentif bagi uji coba pembuatan tiga jenis tulang implan tahun 2015. (NIK/YUN)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Februari 2017, di halaman 14 dengan judul “Tulang Tanam Siap Diproduksi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB