Pemakaian teknologi diperlukan untuk mengawetkan sayuran agar lebih higienis dan berdaya jual tinggi. Mesin pengawet cabai, tomat, dan wortel telah dihasilkan peneliti dari Center for Plasma Research Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, PT Dipo Technology, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Terkait hal itu, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, akan menghibahkan satu mesin generator ozon untuk mencuci dan mengawetkan cabai, tomat, dan wortel kepada Asosiasi Kelompok Tani Aspakusa Makmur, Kecamatan Teras, Boyolali, Jawa Tengah.
Menurut Ketua Center for Plasma Research (CPR) Fakultas Sains dan Matematika Undip Muhammad Nur, Kamis (12/1), di Semarang, Jateng, hibah mesin pengawet ozon membantu petani sayuran. Sebab, pemakaian mesin itu membuat sayuran lebih higienis dan berdaya jual tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mesin pengawet dengan teknologi ozonisasi disesuaikan kondisi budidaya pertanian hortikultura di Boyolali. Para petani menjalani pelatihan dan akan didampingi mengoperasikan mesin ini sampai mahir,” kata Muhammad Nur, yang pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Undip.
KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO–Muhammad Nur mencoba mengoperasikan mesin pengawet cabai, yang akan dihibahkan kepada kelompok tani, Kamis (12/1), di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hasil riset tentang teknologi ozon yang dikembangkan Muhammad Nur, Dosen Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang, Jateng, sejak tahun 2009 tersebut bermanfaat untuk mengawetkan sayuran, termasuk cabai, sehingga lebih higienis dan harganya tidak anjlok.
Pemanfaatan mesin pengawet itu lebih optimal jika petani juga memiliki sistem penyimpanan memadai, misalnya ruang pendingin ataupun ruang sederhana didesain untuk menyimpan sayuran. Contohnya, tanpa ozonisasi, kesegaran cabai hanya bisa bertahan 4-5 hari.
Lebih tahan lama
Jika diolah dengan mesin pengawet ozon, cabai bisa tahan seminggu dalam tempat penyimpanan di ruangan biasa. Jika disimpan di ruang berpendingin, cabai bisa tahan hingga tiga bulan dalam kondisi segar.
Mesin pengawet atau generator ozon yang akan dihibahkan itu terdiri atas 6 reaktor. Setiap reaktor bisa menghasilkan ozon 300 gram per jam dan 500 gram per jam. Tangki pelarutan ozon berkapasitas 800 liter, mampu melarutkan ozon ke dalam air mencapai 2-5 bagian per juta (part per million/ppm).
Muhammad Nur mengatakan, perlakuan ozon terhadap sayuran menjamin sayuran bisa segar lebih lama serta vitamin dan kandungan gizi tak berubah. Pencucian dengan ozon juga menghilangkan jamur, bakteri, kapang, dan pestisida di sayuran. Mesin itu dihibahkan kepada petani melalui kerja sama Undip dan Pemerintah Provinsi Jateng.
Pengurus Asosiasi Kelompok Tani Aspakusa Makmur, Boyolali, Puji Astuti, mengatakan, bantuan mesin pengawet ozon itu sangat dibutuhkan petani sayuran. Pihaknya siap menerima mesin tersebut, apalagi sejumlah pengurus dan anggota petani mahir mengoperasikan mesin itu setelah mengikuti pelatihan di Undip.
Sebagai kelompok tani sayur yang menghasilkan beragam sayuran, mulai dari wortel sampai cabai, keberadaan mesin pengawet tersebut membuat petani dapat memperluas pemasaran produknya. Dengan anggota sekitar 250 orang yang tersebar di Boyolali, produk sayuran dari kelompok tani itu memiliki pelanggan sejumlah pasar swalayan yang menjual sayuran. (WHO)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Januari 2017, di halaman 13 dengan judul “Mesin Pengawet Cabai Dikenalkan”.