Ada manfaat lain yang lahir dari meledaknya era perniagaan elektronik dan perusahaan rintisan di Indonesia saat ini, yakni munculnya kebutuhan akan komputer. Memang benar, beberapa hal bisa dikerjakan dengan perangkat telekomunikasi bergerak seperti ponsel pintar. Akan tetapi, komputer tetap tidak tergantikan untuk membuat konten. Begitu pula dari sektor pemerintahan yang secara rutin membutuhkan peremajaan perangkat komputer.
Namun, komputer seperti apa yang sebaiknya dicari? Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Yohan Wijaya, Multi National Company Sales Director Intel Indonesia di Jakarta, Selasa (17/5). Pilihan yang paling gampang adalah mendatangi toko dan ritel komputer di beberapa pusat perbelanjaan karena di sana umumnya terdapat beragam pilihan komputer untuk dibeli dengan promosi potongan harga.
Yohan mengingatkan, ada batas tegas memilih komputer antara kelas korporasi dan produk kelas konsumen yang lebih murah serta mudah didapatkan. Konsep biaya total kepemilikan atau total cost of ownership menjadi penting karena komputer tersebut nantinya menjadi perangkat yang akan dipergunakan secara intens. Pemilik harus memperhatikan beberapa hal, seperti layanan purnajual, antara lain garansi, dukungan teknis, dan keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Komputer pun harus diperlakukan layaknya investasi. Semua usaha bermula dari skala kecil dengan perangkat terbatas. Saat usaha tumbuh besar harus dibarengi dengan pertumbuhan peralatan tanpa terlalu membebani,” kata Yohan.
Itulah mengapa perlunya memperhatikan spesifikasi komputer konsumen dengan korporasi, tidak bisa berhenti pada parameter seperti prosesor, RAM, dan penyimpanan internal. Komputer untuk segmen korporasi memiliki perbedaan seperti lubang input lebih banyak untuk mengakomodasi koneksi dengan banyak peralatan ataupun peralatan dari generasi teknologi sebelumnya, sama halnya dengan ketangguhan dan keamanan untuk menjamin data strategis agar kelangsungan bisnis tetap terjaga.
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Asus B8430 merupakan seri komputer jinjing untuk segmen korporasi dengan durabilitas lebih baik daripada mayoritas komputer jinjing untuk konsumen di pasar. Foto diambil pada Selasa (17/5).
Dari kacamata bisnis, komputer segmen korporasi adalah aset yang menentukan biaya operasional perusahaan sambil menjalankan fungsinya untuk komputasi. Tidak hanya itu, mereka harus bisa memberikan kepastian kepada penggunanya bahwa perangkat tersebut tahan banting serta datanya aman dari orang yang berniat jahat.
Standar militer
Salah satu produsen yang ikut memasarkan komputer korporasi adalah Asus. Sebanyak tiga produk dipamerkan sebagai anggota keluarga baru dari AsusPro, lini produk komputer untuk korporasi dari Asus. Mereka adalah D820MT, berupa komputer meja, komputer jinjing B8430, serta komputer tipe all-in-one (AIO) seri A6420. Ketiganya merupakan seri premium dari masing-masing genre komputer dengan rentang harga Rp 15 juta-Rp 20 juta.
Juliana Cen, Country Product Group Leader Asus Indonesia, mengatakan, Asus yang saat ini menapaki pemuncak pasar komputer Tanah Air terus mengembangkan portofolio produk mereka. Pemilik bisnis adalah incaran dari produk seperti ini. Garansi internasional selama tiga tahun juga menjadi fitur yang ditawarkan untuk mendongkrak produk ini agar makin menarik.
Komputer jinjing B8430 merebut perhatian selama acara peluncuran karena demonstrasi ketahanannya dengan dibanting ke permukaan meja berkali-kali serta papan tuts yang diguyur segelas air tawar. Keduanya tidak menghentikan sistem operasi yang kembali bekerja setelah tombol daya ditekan.
Menurut Product Manager for Notebook Asus Indonesia Wiwie, produk untuk segmen korporasi menjalani tes lebih ketat dari produk segmen konsumen untuk menjamin durabilitasnya. Mereka juga telah lolos MIL-STD 810G atau seperangkat pengujian dengan standar militer dengan melalui 14 parameter yang ada.
”Ada sensor gerakan yang mendeteksi bila laptop sedang bergerak. Otomatis menghentikan kerja hardisk sehingga meminimalisir kerusakan bila ada benturan,” katanya.
Segelas air yang sengaja ditumpahkan ke papan tuts juga dengan mudah diatasi karena terdapat lapisan tipis yang membungkus bagian bawah papan tuts sehingga air tidak langsung menyentuh perangkat elektronik. Pengguna tinggal membalik perangkat dan memanfaatkan pengering rambut untuk mendorong butiran air. Dengan segera perangkat itu sudah bisa dipergunakan kembali.
Daya tarik lainnya dari perangkat ini adalah kemudahan untuk mengganti komponen seperti kepingan papan memori atau bahkan baterai. Hanya dengan membuka dua sekrup di bagian bawah, pengguna sudah bisa mengakses komponen yang bisa dilepaskan dengan mudah dan diganti segera. Baterai yang bisa dilepaskan dan diganti membuat perangkat ini di masa mendatang akan lebih mudah untuk diperbaiki bila ada kerusakan, termasuk untuk upgrade memori dan hardisk.
Asus juga tidak tanggung-tanggung dengan menyiapkan lubang akses dengan perangkat lain untuk perangkat mereka. Ada setidaknya empat colokan USB di sisi perangkat begitu pula dengan dua colokan untuk layar tambahan.
Kemudahan juga menjadi fitur yang diunggulkan untuk seri D820MT dan A6420 yang memungkinkan komponen untuk dilepas dan diganti hanya bermodalkan tangan alias tanpa peralatan bahkan termasuk obeng. Salah satunya melalui kunci khusus yang bisa dibuka dengan tangan, seperti pada D820MT yang memungkinkan siapa pun untuk mengganti hardisk dengan menarik tuas di dalam, termasuk mengganti pembaca cakram.
Sama halnya dengan AIO, sekrup yang digunakan memiliki desain khusus sehingga bisa dilonggarkan ataupun dikencangkan hanya dengan uliran dari tangan. Panel belakang yang bisa dibuka juga memudahkan A6420 diganti komponennya seperti memori dan hardisk. Meskipun spesifikasi AIO umumnya tidak dapat diubah sejak awal dibeli, kemampuan untuk menambahkan memori dan hardisk bisa memperpanjang usia pakai perangkat tersebut.
Sektor pendidikan
Lenovo juga baru-baru ini memperkenalkan portofolio komputer untuk korporasi dengan jumlah varian yang tidak tanggung-tanggung, yakni 17 jenis. Dengan dua seri, yakni ThinkPad dan ThinkCentre, mereka juga memasok perangkat-perangkat untuk berbagai segmen usaha, mulai usaha kecil menengah, bisnis kecil, hingga korporasi dalam bentuk komputer jinjing, komputer saku, dan AIO dengan rentang harga Rp 10 juta hingga Rp 21 juta.
Technical Manager Lenovo Indonesia Azis Wonosari mengungkapkan, beberapa fitur pengamanan yang mereka terapkan untuk menjamin kerahasiaan data, seperti penguncian USB sejak tingkat BIOS sehingga administrator TI kantor bisa mengatur lewat perangkat lunak tanpa mematikan secara fisik. Dengan fitur ini, perangkat USB, seperti flashdisk, tidak bisa dipergunakan saat dicolok ke komputer sehingga kekhawatiran akan pencurian data atau masuknya malware bisa ditekan.
”Untuk komputer meja juga memiliki fitur perisai debu yang bisa mengurangi debu yang masuk ke dalam komputer dan bisa dibersihkan layaknya filter pada pendingin ruangan,” kata Azis.
Yang menarik dari portofolio Lenovo adalah munculnya produk yang spesifik menyasar sektor pendidikan, seperti ThinkPad 11e berupa komputer jinjing 11 inci yang memiliki desain ramah anak karena tahan benturan dan tuts yang tidak mudah tercopot karena sengaja atau tidak.
Erri Rahmantyo, Commercial and Enterprise Marketing Lead, menyebut bahwa sektor pendidikan diprediksikan tumbuh di Indonesia seiring dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan komputer dalam proses pembelajaran, termasuk dalam ujian. Itu adalah peluang yang tidak boleh disia-siakan.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas, 25 Mei 2016