Kerja keras setengah tahun di laboratorium terbayar lunas. Merah Putih berkibar di Amerika Serikat. Kita enggak kalah dari negara lain,” kata Faizal Aminuddin Aziz (22), satu dari tiga mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, yang baru saja menjuarai kontes robot internasional.
Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jumat (8/4) siang, begitu terik. Hampir satu jam berlalu, puluhan mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang, masih bertahan menunggu di depan ruang kedatangan VIP. Begitu tiga pemuda dengan piala di tangan keluar, puluhan rekannya langsung histeris menyambut.
Para pemuda itu adalah mahasiswa yang tergabung dalam tim Robotik Fakultas Teknologi Industri Unissula Semarang. Selain Faizal Aminuddin Aziz, ada dua mahasiswa lain, La Ode Muhamad Idris (21) dan Ahmad Zuhry (21). Tim ini berhasil jadi juara umum Trinity College International Fire Fighting Home Robot Contest yang diselenggarakan 2-3 April di Oosting Gymnasium Trinity College Ferris Athletic Center, Hartford, AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tim robotik Unissula menyabet gelar juara setelah memborong juara di berbagai kelas. Pada kelas robot pemadam api beroda, mereka berhasil menjadi juara I dan II pada kategori senior. Mereka juga menjadi juara I dan II pada kelas robot pemadam api berkaki. Bahkan, robot rakitan mereka meraih penghargaan grand performance atau robot dengan performa terbaik serta nilai tertinggi pada dua jenjang terakhir.
Tim ini bersaing dengan sedikitnya 80 kontestan lain dari beberapa negara, seperti Tiongkok dan Israel, serta sejumlah negara bagian di AS. Lomba dibagi dalam empat kategori, yaitu siswa tingkat dasar, tingkat SMA, kategori senior (mahasiswa dan umum), dan walking category, khusus untuk kategori robot pemadam api berkaki.
Dalam ajang ini, Indonesia mengirimkan dua wakil. Keduanya juara nasional pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia 2015, yakni Unissula sebagai juara untuk kategori beroda dan Universitas Sriwijaya, Palembang, untuk kategori robot berkaki.
Setelah dipastikan mewakili Indonesia, menurut La Ode Muhamad Idris, timnya praktis hanya punya waktu enam bulan untuk proses persiapan lomba.Selama itu pula, ketiganya, selepas kuliah, menghabiskan waktu di laboratorium Fakultas Teknologi Industri.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tertarik mengembangkan teknologi robot karya para mahasiswa tersebut. Teknologi itu menurut rencana akan diuji coba di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang.
Bustanul Arifin, dosen pembimbing tim robotik Unissula, yang mendampingi tim ke AS bersama Dekan Fakultas Teknologi Arttini dan Wakil Rektor III Sarjuni, sangat bersyukur bisa menjadi juara umum di negara yang selama ini menjadi kiblat kemajuan teknologi dunia. (GRE)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 April 2016, di halaman 11 dengan judul “Penjinak Api yang Mengharumkan Bangsa”.