Paus Sperma Mati Terdampar di Pantai Klotok

- Editor

Selasa, 15 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) mati terdampar di Pantai Klotok, Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung, Bali, Senin (14/3) pagi. Paus kepala kotak itu diperkirakan tersesat dari jalurnya. Bangkainya berada di pantai sejak Senin pagi. Hingga Senin sore, tim gabungan pemerintah daerah dan warga berusaha memindahkan mamalia laut raksasa itu ke pesisir.

”Setelah ditarik ke pinggir, bangkainya akan dikubur,” kata Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Klungkung I Gusti Ngurah Badi Wangsa. Panjang paus itu 16,2 meter dan diameter tubuh 11 meter. Paus sperma, kata pengajar ilmu kelautan di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, Yulianto Suteja, termasuk jenis paus terbesar dalam kelompok paus bergigi. Paus banyak ditemukan di perairan selatan Bali. (COK)
————–
Eropa-Rusia Luncurkan Satelit Selidiki Metana Mars

Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Rusia (Roscosmos) meluncurkan satelit penjejak metana di atmosfer Mars ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) untuk mendeteksi apakah metana itu berasal dari proses geologi atau biologi. Metana adalah penunjuk adanya kehidupan. Reaksi air dan batuan Mars akan menghasilkan hidrogen yang berproses lebih lanjut menjadi metana. Metana juga bisa dihasilkan mikroba di bawah permukaan Mars. TGO diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur Kazakhstan, Senin (14/3) pukul 16.31 WIB, memakai roket Proton Breeze. Satelit diharapkan tiba di jalur menuju Mars 10 jam berikutnya dan sinyal pertama di terima pusat operasi ESA di Darmstadt, Jerman, 12 jam berikutnya. TGO direncanakan tiba di Mars pada 19 Oktober atau tujuh bulan kemudian. Sesuai rencana, tiga hari sebelum mendarat di Mars, TGO akan mengeluarkan modul kecil yang mendarat di permukaan Mars bernama Schiaparelli, berisi sejumlah peralatan eksperimen. Schiaparelli akan menyentuh atmosfer atas Mars dengan kecepatan 21.000 km per jam. Jika misi itu lancar, ESA-Roscosmos akan mengirim wahana pengembara (rover) susulan untuk mengebor permukaan Mars, 2018-2020. (BBC/MZW)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Maret 2016, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 19 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB