Kreatif! Mahasiswa Malang ini Buat Odol Berbahan Cangkang Telur

- Editor

Senin, 7 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bagi banyak orang, cangkang telur atau kulit telur tidak berguna. Di tangan Rhezaldian Eka Darmawan (21), ‘sampah’ telur itu diolah jadi bahan baku odol atau pasti gigi.

Rhezaldian merupakan mahasiswa semester 6 Jurusan Teknik Kimia di Universitas Brawijaya. Dia menamai produknya Exceldent Eggsell Tooth Paste.

“Pasta gigi buatan saya ramah lingkungan,” ungkap Rheza kepada detikcom, Sabtu (5/3/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagaimana Rheza mengolah cangkang telur menjadi pasta gigi? Rheza mencampurkan cangkang telur yang telah dihaluskan dengan mint, magnesium karbonat, dan sorbitol.

Awalnya, Rheza kelimpungan untuk menghilangkan bau amis pada kulit telur. “Ibu bilang, coba dilepas selaput yang menempel pada kulit telur. Ternyata ada hasilnya, kulit telur tidak lagi amis,” tutupnya.

Rhezaldian Eka Darmawan dan produk temuannya (Foto: M Aminuddin/detikcom)

Dia mengaku, sejumlah kolega kedua orangtuanya sudah sanggup memberikan dukungan modal jika pasta gigi cangkang telur diproduksi massal. Rencananya, Rheza akan memanfaatkan temuannya sebagai ladang bisnis secara UMKM.

34021c2c-116e-4437-ad69-de2fe4d82cafFoto: M Aminudin/detikcom

“Akan saya produksi sendiri. Sekarang sudah banyak teman-teman bapak akan memberikan modal. Tetapi masih saya pertimbangkan, karena percuma jika diproduksi belum memiliki hak paten, memenuhi persyaratan BPOM serta produk halal dari MUI,” tegasnya.

Berkat temuannya, Rheza mendapatkan medali emas dari International Young Inventor’s Award (IYIA) 2015 lalu. Bersamaan itu, dia diberikan special award untuk produk ramah lingkungan. Rheza juga mengikuti Kaushiong Internasional Design Expo, Taiwan yang diadakan World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA).

Rheza tengah serius bereksperimen bagaimana produk pasti giginya dapat lebih baik. Seperti berinovasi bagaimana bentuk tampilan gel bisa bening. “Saat ini, saya masih pikirkan gel dapat bening. Dengan tampilan begitu akan lebih menarik,” tutup mahasiswa kelahiran Malang 22 Maret 1995 ini. (fat/try)

Muhammad Aminudin

Sumber: detikNews.com, Senin 07 Mar 2016
—————-
Cerita Rheza soal Odol Cangkang Telur Temuannya yang ‘Ditawar’ di Malaysia

Rhezaldian Eka Darmawan (21), mahasiswa Teknik Kimia Universitas Brawijaya (UB) sukses di event luar negeri. Odol temuan Rheza, panggilan Rhezaldian Eka Darmawan, memukau juri. Pemerintah Malaysia sempat menawarkan kerja sama untuk memproduksi odol ramah lingkungan tersebut.

Peristiwa itu terjadi saat Rheza mengikuti International Engineering Invention & Innovation Exhibition (I-ENVEX) yang diselenggarakan salah satu universitas di Malaysia April 2015 lalu. Event ini diikuti 500 peserta dari berbagai negara. Jurinya dari Hong Kong dan Prancis.

“Juri kaget karena tidak mengira cangkang telur bisa jadi pasta gigi ramah lingkungan,” kata Rheza kepada detikcom di kampus Universitas Brawijaya (UB) akhir pekan lalu.

Tak hanya itu, ada pengusaha ‘menawar’ temuannya. “Pemerintah Malaysia saat itu meminta saya untuk join atau berinvestasi agar bisa diproduksi banyak. Tetapi saya tolak,” ungkapnya.

Rheza mengaku izin memproduksi sendiri. Kalau pun kerja sama, harus dengan orang yang dia kenal. Sejauh ini sejumlah kolega kedua orangtuanya sudah sanggup memberikan modal jika pasta gigi cangkang telur diproduksi massal.

Menurut Rheza, tidak akan sulit memproduksi odol cangkang telur. Sebab, bahan bakunya berlimpah. Namun dia harus bersabar karena saat ini izin dari berbagai instansi dan paten belum keluar.
(fat/try)

Muhammad Aminudin

Sumber: detikNews, Senin 07 Mar 2016
—————-
Begini Awal Mula Rheza Ubah Cangkang Telur Jadi Odol Ramah Lingkungan

Rhezaldian Eka Darmawan (21), mahasiswa Teknik Kimia Universitas Brawijaya (UB) Malang, sukses menciptakan odol dari cangkang telur. Dari mana ia mendapatkan inspirasi?

Kepada detikcom pekan lalu, Rheza mengaku mempunyai ide membuat odol dari cangkang telur sejak kelas 2 SMA. Saat itu, Rheza bersekolah di SMA Smart Scholl Brawijaya banyak melihat limbah kulit telur berserakan tanpa manfaat.

“Dulu waktu SMA, saya banyak lihat limbah cangkang telur. Karena kebetulan orang tua saya sering mengirim telur ke luar pulau. Ketika banyak yang pecah atau rusak, isinya dimanfaatkan untuk produk olahan makanan seperti kue dan lainnya. Sementara kulit telurnya dibuang,” cerita Rheza mengawali idenya.

Rheza tergerak untuk mencari informasi manfaat kulit telur. Dia baca-baca jurnal dan internet. Ternyata cangkang telur memiliki kandungan kalsium karbonat cukup tinggi. Kalsium bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.

“Tetapi saya berpikir lagi, pupuk kurang begitu bagus. Saya pun ingat kandungan kalsium tinggi bisa untuk bahan pasta gigi. Mulailah saya mencoba,” terangnya.

Beberapa eksperimen kemudian dilakukannya di sekolah. Dia mencampurkan cangkang telur yang telah dihaluskan dengan mint, magnesium karbonat, dan sorbitol. Bau amis telur dihilangkan dengan melepaskan selaput kulit telur.

Rheza sempat mengikutkan temuannya pada event-event bidang teknologi ramah lingkungan. Oktober 2012, Rheza menjuarai Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat SMA/SMK se-Kota Malang untuk bidang studi Teknologi Terapan.

Pada November 2012, Rheza kembali memenangkan Young Enterpreneur Competititon MSC12 yang saat itu digelar oleh Bank Indonesia wilayah Kerja Malang. Rheza mengakui, ketika itu produk pasta gigi temuannya belum sebagus saat ini, karena semua dikerjakan secara manual dengan peralatan seadanya.

“Jadi masih kasar, kurang halus,” ungkapnya.

Baru ketika masuk ke jenjang kuliah, Rheza bisa leluasa mengeksplorasi hasil karyanya. Dengan didukung fasilitas memadai, produknya jadi lebih bagus. “Kalau di kuliah sudah banyak alatnya. Tumbukan kulit telur bisa halus, berbeda ketika masih di SMA dulu,” beber pemuda kelahiran Malang, 22 Maret itu.

Untuk pewarna, Rheza menggunakan pewarna makanan. Menurut dia, pewarna tersebut masih aman. Sebelumnya, Rheza memanfaatkan daun pandan sebagai pewarna pasta gel produknya. “Pewarna makanan aman, lebih bagus dibandingkan memakai daun pandan,” terangnya.

Rheza melabeli produknya Exceldent Eggsell Tooth Paste. Karena masih harus menunggu izin dan paten, produk ramah lingkungan itu belum bisa dijual bebas. (ugik/try)

Muhammad Aminudin

Sumber: detikNews, Senin 07 Mar 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB