Memanen Listrik dari Arus Laut

- Editor

Jumat, 29 April 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selat menyimpan arus laut yang relatif tak pernah berhenti. Dengan mengandalkan dinamika pasang surut saja, tim peneliti berhasil memanen arus listrik dari arus laut yang mengalir di Selat Flores, di dekat Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Arus yang keluar menuju Samudra Hindia biasanya jauh lebih kencang,” kata Erwandi, ketua tim perekayasa pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL), Senin (25/4), dalam diskusi yang diselenggarakan PT PLN (Persero) di Jakarta.

Dari hasil pemantauan, sepanjang tahun di Selat Flores bisa didapat kecepatan arus laut minimum 0,6 meter per detik dan maksimum 4,3 meter per detik atau rata-rata 1,8-2 meter per detik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tim Erwandi dibentuk tahun 2008 di Surabaya di bawah naungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Uji coba pertama kali dilangsungkan pada akhir Maret 2010, dilanjutkan bulan Juni 2010. Uji coba tahap pertama menggunakan ukuran bilah turbin dua meter dengan diameter putaran turbin juga dua meter.

”Ada tiga bilah turbin yang dipasang dengan material bahan dari aluminium,” kata Erwandi.

Erwandi menggunakan turbin Darrieus tipe H, yaitu tipe vertikal yang menggunakan tiga bilah turbin. Uji coba pertama untuk menghasilkan listrik dengan daya 2.000 watt. Hasil evaluasi menunjukkan, bilah berbahan aluminium kurang efektif.

”Bilah aluminium menjadi bengkok-bengkok sehingga perlu diganti dengan material yang lebih kuat,” kata Erwandi.

Kekuatan turbin

Uji coba tahap kedua dilaksanakan pada 26 Maret 2011. Erwandi mengubah target perolehan listrik menjadi 10.000 watt dan meningkatkan kekuatan turbin. ”Poros dan bilah turbinnya diganti dengan logam baja antikarat (stainless steel),” kata Erwandi.

Ukuran diameter putar turbin dan panjang bilah turbin juga ditingkatkan. Diameternya diubah dari dua meter menjadi 3,6 meter, sedangkan panjang bilah turbin menjadi 2,5 meter.

Lokasi uji coba sama, sekitar 100 meter dari dermaga penyeberangan Dusun Tanah Merah, Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, NTT.

”Lokasi itu cukup fenomenal karena arus lautnya lebih kencang dibandingkan lokasi di sekitarnya,” kata Erwandi.

Penambahan panjang bilah dan diameter putar turbin pada uji coba tahap kedua membawa konsekuensi tersendiri. Beberapa saat setelah instalasi PLTAL diceburkan, meski baru setengah, sudah berputar sangat kencang. ”Kecepatan arus laut waktu itu 3,8 meter per detik,” kata Erwandi.

Hanya sesaat instalasi PLTAL diceburkan, telah terseret arus sepanjang 50 meter. Padahal, bobot instalasi mencapai 8.000 kilogram ditambah 8.000 kilogram beban pemberat yang ditenggelamkan dengan empat jangkar.

”Uji coba untuk kapasitas listrik 10.000 watt itu dihentikan untuk sementara sampai selesai dievaluasi untuk perbaikannya,” kata Erwandi.

Salah satu solusi untuk uji coba berikutnya adalah menambah beban pemberat.

Dasar laut

Erwandi mengatakan, salah satu faktor penyebab hanyutnya instalasi PLTAL yang akan dievaluasi adalah kondisi dasar laut. Struktur dasar laut di Adonara saat ini tengah diselidiki dengan pengambilan gambar di dalam air.

”Dasar laut pada posisi yang makin sempit dan makin dangkal menyebabkan arus laut makin kencang, tetapi ini perlu dipastikan dengan cara mengambil gambar dasar laut,” kata Erwandi.

Teknologi pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan arus laut ini sudah diaudit oleh Pusat Audit Teknologi BPPT. Menurut Erwandi, teknologi itu menempati level 7 menuju level 8. Jika menempati posisi puncak pada level 9, diartikan sudah siap dikomersialkan.

”Efisiensi putaran turbin sudah cukup tinggi, mencapai 42 persen tanpa generator, dan 32 persen sampai 35 persen setelah dipasang generator,” kata Erwandi.

Efisiensi putaran turbin maksimal diperhitungkan mencapai 59 persen. Kecepatan arus laut melambat saat pergantian arah arus laut pasang dan surut mencapai setengah sampai satu jam.

Erwandi memperkirakan, listrik dari pembangkit listrik tenaga arus laut di perairan selat akan sangat melimpah. Di Selat Flores saja mampu membangkitkan listrik 300 megawatt, padahal selat di Indonesia jumlahnya mencapai ribuan. [Nawa Tunggal]

Sumber: Kompas, 29 April 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 28 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB