Internet sejatinya diciptakan untuk memudahkan manusia berinteraksi satu sama lain. Berawal dari interaksi itu, transaksi jual beli barang kini makin marak. Alasan kepraktisan mendasari pilihan konsumen untuk bertransaksi melalui internet.
Lalu, produk apa saja yang biasanya paling laku diperdagangkan di situs daring? Ini antara lain dapat dilihat pada pola belanja pengakses Bukalapak.com yang mencapai 2 juta orang per hari. Brand Manager Bukalapak.com Oci Ambrosia menyebutkan, kini kategori barang terpopuler bergeser. Sebelum 2015, pelanggan umumnya membeli batu akik dan sepeda. Setelah itu, gawai melejit menjadi produk terlaku di Bukalapak.com.
Pergeseran ini disebabkan semakin banyaknya jumlah penjual. Tercatat ada lebih dari 500.000 lapak berskala usaha kecil dan menengah di situs ini. Di sisi lain, gawai juga makin jadi kebutuhan, untuk berkomunikasi, tuntutan pekerjaan, lingkup sosial, ataupun tren.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Managing Director PT Berrybenka Danu Wicaksono menyebutkan, produk terlaku di situsnya adalah pakaian bermerek Berrybenka. Danu menampik anggapan, Berrybenka.com hanya akrab dengan kalangan konsumen perempuan. Sejak 2015, Berrybenka meluncurkan kategori produk mode pakaian pria (menswear) dan ternyata disambut pasar dengan antusiasme tinggi. Menutup tahun 2015, produk pakaian pria berkontribusi 20 persen terhadap total penjualan.
Situs Bobobobo sedari awal mengelompokkan produk yang menyasar tiga kategori, yakni perempuan, laki-laki, dan perjalanan. Belakangan, Bobobobo menambah tiga kategori baru, yakni kebutuhan rumah, restoran, dan acara. Hal itu bertujuan mengakomodasi segmen pasar mereka, yakni pelajar, mahasiswa, dan pekerja berusia 18-35 tahun. Produk terlaku di situs ini adalah produk mode kategori perempuan ataupun pria serta barang pada kelompok restoran.
Pemasok produk di Bobobobo beragam, termasuk desainer lokal yang cukup dikenal seperti Peggy Hartanto dan Didiet Maulana, serta perusahaan mode Batik Keris. Saat ini, Bobobobo menjual lebih dari 500 merek produk. Penataan dan desain laman amat diutamakan perusahaan ini. Bobobobo mengusung konsep minimalis dan berkelas. Situs ini didesain menyesuaikan selera segmen pasarnya.
Di situs pemasaran Shopdeca, aksesori dan dompet menjadi barang paling laris. Pendiri Shopdeca, Andreas Thamrin, mengatakan, jenis produk tersebut sudah menjadi favorit sejak situs pemasaran ini didirikan awal tahun 2013.
Sementara itu, situs iklan baris OLX Indonesia punya cerita unik tentang produk bekas yang diperjualbelikan di sana. Chief Marketing Officer OLX Indonesia Edward Kilian mencatat lima jenis produk paling laris, yakni mobil, motor, properti, gawai, dan kereta bayi.
Properti, misalnya, dalam sebulan mencapai sekitar 270.000 produk diiklankan. Dari jumlah itu, lebih dari 54.000 unit laku. Berangkat dari antusiasme pasar itu, OLX Indonesia berencana meluncurkan portal khusus jual-beli properti.
Transaksi jual-beli gawai juga amat marak di situs ini. Ada sekitar 740.000 iklan gawai per bulan dan lebih dari 470.000 unit di antaranya laku. Transaksi ini terjadi untuk gawai baru ataupun bekas. Gawai yang ditawarkan bisa laku dalam hitungan jam.
Total nilai transaksi OLX Indonesia kini mencapai Rp 500 miliar per bulan. Daniel Tumiwa, CEO OLX Indonesia, mengatakan, mulai ada pergeseran gaya hidup. Orang tidak lagi mencari barang di situs karena benar-benar membutuhkan, tetapi juga karena terdorong keinginan. Saat ini, harga ponsel pintar makin murah dengan fitur makin canggih. Toko daring pun kian banyak. Untuk mengantisipasi fenomena itu, OLX memperkuat penataan dan desain situs di platform bergerak (mobile). (MEDIANA)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Februari 2016, di halaman 18 dengan judul “Dari Batu Akik, Mode, Gawai, hingga Properti”.