Perkuat Pembangunan Berbasis Iptek

- Editor

Selasa, 1 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam berbagai sektor menjelang tahun 2045. Tanpa upaya pembangunan berbasis sains, Indonesia diprediksi akan mengalami keterpurukan di berbagai sektor.

Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Sangkot Marzuki mengatakan, pada 2045, Indonesia akan memasuki usia 100 tahun. Indonesia semestinya telah menjadi negara yang maju jika serius melaksanakan pembangunannya dengan berbasiskan pada iptek.

Kenyataannya, kata Sangkot, hal itu belum dianggap penting hingga sekarang. Bahkan, cenderung terabaikan. Sebagai contoh, alokasi anggaran negara untuk pengembangan dunia iptek masih sangat rendah, yaitu 0,09 persen dari total APBN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Padahal, idealnya dialokasikan 2 persen agar pengembangan dunia iptek dapat semakin maju,” katanya, seusai berbicara dalam Konferensi Jurnalis Sains Indonesia 2015 di gedung Puslitbang Kehutanan, Bogor, Sabtu (29/8).

Sangkot, yang hadir sebagai pembicara kunci, menyebutkan, empat tantangan besar dihadapi Indonesia menjelang tahun 2045, yaitu bagaimana menciptakan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan, masyarakat berkedaulatan pangan, menghadapi ekologi yang selalu berubah sehingga berdampak memunculkan penyakit baru, serta mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang pesat.

Tanpa skenario pembangunan yang mengedepankan iptek, maka akan sulit bagi negara untuk memenuhi kebutuhan seluruh warganya secara memadai. Dia juga memprediksi terjadinya ledakan generasi muda yang tidak seiring dengan ketersediaan sumber mata pencarian. “Akibatnya, tingkat pengangguran akan melonjak,” ujarnya.

KJSI 2015 diselenggarakan oleh Society of Indonesian Science Journalists (SISJ) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, the World Federation of Science Journalists, dan Sasakawa Peace Foundation.

Kepala Bidang Evaluasi Diseminasi Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nugroho Sulistyo Priyono yang membuka konferensi menyatakan, pihaknya menyambut baik terbentuknya wadah komunikasi antara jurnalis dan ilmuwan. Pihaknya berharap akan tumbuh sinergi yang lebih kuat untuk menumbuhkan masyarakat yang sadar sains.

Selama dua hari pelaksanaan, konferensi dihadiri sebanyak 90 jurnalis sains dan ilmuwan, mulai dari peneliti capung hingga ahli astronomi. (ITA)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Agustus 2015, di halaman 14 dengan judul “Perkuat Pembangunan Berbasis Iptek”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB