Piranti Lunak; iDaun Mempermudah Penelitian Pertanian

- Editor

Kamis, 30 Juli 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dosen Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Iwan Setyawan, menemukan sebuah peranti lunak untuk mengukur luas daun. Peranti lunak tersebut semakin mempermudah peneliti di bidang pertanian dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Iwan Setyawan, Rabu (29/7) di Kota Salatiga, Jawa Tengah, menyebutkan bahwa peranti lunak tersebut diberi nama iDaun dan telah mendapat sertifikat hak cipta. Dari hasil diskusi dengan para dosen di fakultas pertanian, Iwan mengetahui bahwa sebelumnya pengukuran luas daun untuk penelitian dilakukan secara manual, yaitu dengan memotong daun berukuran 1 sentimeter x 1 sentimeter. Luas daun kemudian didapat dengan menghitung jumlah potongan.

Cara lain, kata Iwan, adalah dengan mengasumsikan berat daun dengan luas tertentu. Daun dipotong-potong, kemudian ditimbang. Cara tersebut membutuhkan waktu lama dan ketelitian tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karena itu, Iwan segera membuat prototipe peranti lunak dan ternyata mendapatkan respons positif saat mempresentasikannya. Melalui iDaun, luas tanaman bisa diketahui hanya dalam waktu kurang dari satu menit.

iDAUNweb“Yang dibutuhkan hanya komputer dan pemindai (scanner). Daun yang akan diukur dipindai, dan iDaun akan menghitung luasnya. Hasilnya akan keluar kurang dari satu menit dalam satuan sentimeter persegi,” tuturnya.

Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Sonny Heru Priyanto mengatakan, peranti lunak tersebut sangat berguna untuk menunjang aktivitas penelitian mahasiswa, pengajar, atau peneliti. Ia menjelaskan bahwa salah satu indikator efektivitas pemberian pupuk adalah dengan melihat luas daun. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

“Sebelumnya, pengukuran dilakukan dengan cara manual. Sekarang peranti lunak ini sangat membantu kami sebagai peneliti untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman,” ujar Sonny.

Melalui iDaun, peneliti bukan hanya bisa menghemat banyak waktu. Akan tetapi, peneliti juga mempunyai waktu penelitian yang lebih mendalam. (UTI)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Juli 2015, di halaman 14 dengan judul “iDaun Mempermudah Penelitian Pertanian”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB