Wakil Presiden Boediono mencermati, hingga kini belum ada simbiosis yang kuat antara perguruan tinggi dan kalangan bisnis. Padahal, di luar negeri, kegiatan bisnis telah banyak melakukan simbiosis dengan perguruan tinggi, yakni dengan melibatkan riset perguruan tinggi dan bisnis.
Wakil Presiden menyampaikan hal itu saat membuka IKA-ITS Business Summit 2010, yang diselenggarakan dalam rangkaian hari jadi ke-50 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan perayaan ke-40 tahun IKA-ITS di Jakarta, Rabu (23/6). Kegiatan yang mengangkat tema ”Meningkatkan Jejaring Bisnis untuk Menguatkan Daya Saing Ekonomi Bangsa” itu mengundang sejumlah menteri.
Menurut Boediono, peranan alumni sangat strategis dalam menghubungkan kekuatan bisnis dan perguruan tinggi. Apalagi, yang menggerakkan bisnis adalah sumber daya manusia dan di Indonesia jumlah wirausaha masih sangat minim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Dari sejarah di berbagai negara, entrepreneur bergabung dengan keterampilan teknologi akan melahirkan industrialis yang sangat dibutuhkan negara,” kata Boediono.
Wapres menyatakan prihatin karena meski banyak teori dan praktik khusus kewirausahaan diajarkan oleh perguruan tinggi, hal itu belum sepenuhnya menggugah kesadaran mahasiswa menjadi wirausaha.
Menurut Boediono, kondisi itu terjadi karena pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi belum memiliki silabus yang cocok. Pengajar serta infrastruktur yang menggiring kesadaran untuk menjadi wirausaha pun belum efektif.
Diakui, menjadi wirausaha tidak akan lepas dari berbagai masalah, terutama soal pembiayaan. Kendala permodalan tersebut, lanjut Boediono, hingga kini belum digarap secara serius. Perbankan biasanya hanya mau membiayai wirausaha yang mempunyai rekam jejak baik.
”Di sini alumni bisa berperan dalam memberikan jalan dan petunjuk-petunjuk sebagai inspirasi untuk wirausaha baru,” ujar Wakil Presiden.
Menurut Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telekomunikasi Kementerian Perindustrian Budi Dharmadi, peluang menjadi industrialis sesungguhnya sangat besar.
Apalagi, lanjut Budi, Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya itu, perguruan tinggi harus mengambil peranan.
”Kebijakan industri nasional sudah memiliki rumah masa depan, yaitu sektor agro, alat angkutan, dan telematika. Tiga sektor ini menjadi unggulan untuk menarik sektor lainnya,” kata Budi. (OSA)
Sumber: Kompas, Kamis, 24 Juni 2010 | 04:08 WIB