35 Tahun Universitas Palangkaraya, Tingkatkan Sumber Daya Manusia

- Editor

Kamis, 10 Desember 1998

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Gelar profesor yang saya sandang, saya pertaruhkan, jika petani di dusun ini tidak berhasil sebagai petani unggulan. Saya buktikan, bahwa profesor tidak hanya pintar meneliti….” Kalimat itu dilontarkan Prof F Ngindra, guru besar madya dalam ilmu pendidikan Universitas Palangkaraya (Unpar) Palangkaraya, Kalteng. Penting diketahui, kalimat itu bukan meluncur di seminar atau ruang kuliah, tetapi merupakan laporan kepada Bupati Barito Selatan, Achmad Diran. Prof Ngindra ketika itu bertindak selaku ketua kelompok tani pada Proyek Pengembangan Budidaya Perkebunan Rakyat di daerah itu.
Apa yang dilakukan Ngindra, memang tergolong unik? Betapa tidak. Posisi menjadi ketua kelompok tani masih langka dipegang seorang guru besar. Apalagi dia harus hidup di tengah hutan belantara. Untuk mencapai lokasi itu pun, harus menempuh perjalanan dua jam dari kota Buntok, Ibu Kota Kabupaten Barito Selatan. Buntok bisa ditempuh dari Palangkaraya dengan perjalanan darat selama 11 jam. Meski berat, pekerjaan itu tetap dilakukan Prof Ngindra, tanpa kesan menyombongkan diri.

“Ini panggilan hati nurani. Saya ingin buktikan, ilmuwan itu tidak hanya pintar meneliti,” tambah Ngindra lebih lanjut. Bupati Achmad Diran mengaku terkesan terhadap langkah konkret yang diambil Prof Ngindra. “Sekarang ini, masyarakat, terutama rakyat miskin sangat mendambakan ilmuwan untuk mengangkat harkat dan martabat mereka…,” tutur Diran.
***

universitas-palangkarayaKONDISI di atas merupakan gambaran bahwa Unpar sudah mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara nyata. Unpar yang memasuki usia 35 tahun hari ini (Kamis, 10 Desember -Red), dirasakan besar kontribusinya terhadap pembangunan di Kalteng, terutama meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tetapi Rektor Unpar, Prof Ali Hasymi, merasa belum puas atas kenyataan yang ada sekarang. Unpar hingga tahun 2006 masih berada pada lingkup teaching university, selanjutnya mengharap menjadi research university pada tahun 2016. Program besar itu akan mengembangkan budaya akademik yang dijiwai iman dan takwa dalam upaya menghasilkan lulusan unggul dan mengabdi kepada masyarakat. Untuk mencapai niat itu, lanjut rektor, ada empat pokok pikiran yang sangat mendasar untuk mencapai program besar Unpar, antara lain mengembangkan mahasiswa sebagai manusia Indonesia yang beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, dan kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu, mandiri serta bertanggung jawab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesionalisme menerapkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, sehingga akhirnya diharapkan Unpar bisa sejajar dengan universitas lain. “Karena itu, saya berpikir dan bekerja habis-habisan untuk mengantar Unpar menjadi universitas berkualitas dan ternama dari bumi Kalteng,” tutur rektor.
***

UNPAR memiliki tujuh program studi yang tersebar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ekonomi, serta Pertanian. Di samping itu ditemukan program diploma bidang keguruan, kehutanan, pertanian, perikanan maupun teknik sipil. Tiga tahun terakhir berdiri pula program studi manajemen hutan, manajemen sumber daya perairan dan teknik sipil. Program studi tersebut diharapkan menjadi bibit untuk Fakultas Kehutanan, Perikanan dan Teknik.

Saat ini Unpar telah membentuk kelompok kerja persiapan pembukaan Fakultas Teknik, menyusul keluarnya Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi tentang pendirian Program Studi Teknik Arsitektur. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, program studi di Fakultas Ekonomi akan bertambah satu, yaitu Program Studi Akuntansi. Jumlah mahasiswa jenjang pendidikan sarjana dan diploma pada Tahun Akademi 1995/ 1996 hingga 1998/1999 tercatat 7.000 orang. Jumlah lulusan mengalami peningkatan cukup tajam. Tahun 1994/1995 sebanyak 2.700 orang, 1995/ 1996 sebanyak 6.500 orang, 1996/ 1997 berjumlah 6.900 orang, dan 1998/1999 (sampai bulan November) tercatat 650 orang. Sedangkan tenaga dosen S1 hingga S3 mencapai 550 orang. Tahun Akademi 1996/1997 kampus Unpar dimekarkan dari 89 ha menjadi 367 ha. Dan telah dibangun 6.500 m2 ruang kantor, 3.450 m2 ruang kuliah, 2.500 m2 ruang laboratorium, 1.500 m2 ruang perpustakaan dan 300 m2 ruang pusat kemahasiswaan. (afridel jinu)

diambil dari Kompas, Kamis, 10 Desember 1998

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Prof. Drs. Med. Radioputro: “Sarjana Tak Bermutu”
RSPTN Universitas Lampung Segera Beroperasi
Politeknik Multimedia Nusantara Ditargetkan Mulai Beroperasi Tahun 2021
Peringati Satu Abad ITB, Sejumlah Acara Disiapkan
Pelopori Pengembangan Ekonomi Syariah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin Dianugerahi UNS Award 2020
Teleskop Robotik dari Jerman untuk Penelitian di Lampung
Alumni Perguruan Tinggi Diajak Bervisi Investasi
Indeks Prestasi Kumulatif Tinggi Harus Diterjemahkan ke Aksi Nyata
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Juli 2021 - 12:54 WIB

Prof. Drs. Med. Radioputro: “Sarjana Tak Bermutu”

Kamis, 23 Juli 2020 - 21:34 WIB

RSPTN Universitas Lampung Segera Beroperasi

Selasa, 7 Juli 2020 - 21:22 WIB

Politeknik Multimedia Nusantara Ditargetkan Mulai Beroperasi Tahun 2021

Jumat, 3 Juli 2020 - 15:27 WIB

Peringati Satu Abad ITB, Sejumlah Acara Disiapkan

Kamis, 12 Maret 2020 - 09:49 WIB

Pelopori Pengembangan Ekonomi Syariah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin Dianugerahi UNS Award 2020

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB