27 Profesor Undip Masuk Jajaran Peneliti Terbaik Dunia, Ini Pesan Prof Yos

- Editor

Rabu, 29 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 27 Profesor Universitas Diponegoro atau Undip Semarang masuk dalam daftar 500 Peneliti Terbaik Indonesia. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kelapa BRIN), Bambang PS Brodjonegoro dalam sambutannya pada acara SINTA Series Tahun 2020 melalui aplikasi meeting secara daring dari Gedung B.J. Habibie, beberapa waktu lalu.

Pengumuman 500 Peneliti Terbaik ini untuk mengapresiasi peneliti Indonesia yang telah memberikan sumbangsih dalam penerbitan jurnal bereputasi internasional.

Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Oetama, SH, MHum., mengatakan bahwa capaian ini semakin memantapkam Undip sebagai world class research university.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Universitas berharap mereka terus berkiprah lebih maju lagi di tahun-tahun mendatang. Capaian tersebut membuktikan bahwa Undip bisa memantapkan dirinya sebagai World Class Research University,” jelas Rektor Universitas Diponegoro pada Selasa (9/6/2020).

Prof. Yos, panggilan akrabnya menegaskan, selain mendorong para guru besar dan dosen di Universitas Diponegoro untuk aktif melakukan penelitian, pihak universitas juga akan meningkatkan peralatan, sarana dan anggaran penelitian.

“Selama ini Undip telah menciptakan atmosfir yang sangat kondusif bagi para dosennya untuk melakukan penelitian dan publikasi. Di masa mendatang, peralatan, sarana dan skema insentif penelitian serta jumlah anggarannya akan lebih diperbanyak lagi,” tambah Prof. Yos.

Penilaian 500 Peneliti Terbaik berdasarkan indikator jumlah artikel jurnal terindeks di Scopus dengan memperhitungkan kategori quartil jurnal, jumlah artikel non-jurnal terindeks di Scopus, jumlah sitasi di Scopus, jumlah sitasi di Google Scholar dan jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi kategori S1 sampai S6.

Penilaian kinerja penelitian ini dihitung selama tiga tahun terakhir sejak 2017 hingga 2019. Dari 194 ribu lebih peneliti dan dosen yang telah terdaftar dalam database SINTA, kemudian diranking menjadi 500 Peneliti Terbaik Indonesia. Universitas Diponegoro sangat mengapresiasi reputasi para guru besar tersebut dan berharap di masa mendatang kiprah para dosen lebih maju lagi.

Adapun para profesor Universitas Diponegoro sebagai Peneliti Terbaik Indonesia antara lain:

1. Prof. Dr. Hadiyanto,ST.,M. Sc. (urutan ke-57)
2. Prof. Dr. Jamari,ST.,MT (urutan ke-62)
3. Wahyu Caesandra,ST.,M.Eng.,Ph.D.(urutan ke-97)
4. Prof.Drs. Imam Ghozali,M.Com.,Ph. D. (urutan ke-108)
5. Prof. Dr. Sugeng Wahyudi,MM (urutan ke-130)
6. Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono,M.Sc (urutan ke-135)
7. Prof. Drs. Ocky Karna,M.Sc.,Ph.D. (urutan ke-168)
8. Agus Triyanto,ST.,M. Sc., Ph. D. (urutan ke-179)
9. Prof. Dr. Ir. Purwanto,DEA (urutan ke-184)
10. Nita Aryanti, ST., MT., Ph.D.(urutan ke-187)
11. Sugiharto,S.Pt.,M. Sc., Ph.D. (urutan ke-206)
12. Prof. Dr. rer. nat. ir. Athanasius Priharyanto Bayuseno,M.Sc. (urutan ke-215)
13. Dr. Mohammad Tauviqirrahman,ST.,MT (urutan ke-244)
14. Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro,MS (urutan ke-245)
15. Prof. Dr. Tutuk Joko Kusworo,ST.,M. Eng., Ph.D.(urutan ke-260)
16. Dra. Turrini Yudiarti,M.Sc. (urutan ke-332)
17. Prof.Dr. Ir. Isroli,MP (urutan ke-340)
18. Prof. Dr. Ir. Purwanto,DEA (urutan ke-364)
19. Prof. Dr. Ir. M. Zainuri,DEA (urutan ke-380)
20. Dr. Suryono,S.Si.,M. Si. (urutan ke-384)
21. Prof. Dr. rer.nat.Heru Susanto,ST.,MM., MT. (urutan ke-408)
22. Prof. Widayat,ST.,MT. (urutan ke-416)
23. Prof. Dr.Heri Susanto,S.Si.,M.Si.(urutan ke-433)
24. Dr.Dra.R.R.Endang Widiastuti Retno Kawuri, M.Si. (urutan ke-439)
25. Prof. Suryono (urutan ke-455)
26. Prof. Dr. Ir. Ambariyanto,M.Sc. (urutan ke-476)
27. Prof.Dr.Denny Nugroho Sugiarto, ST., M.Si. (urutan ke-484).

Pewarta: Muhammad Husni Mushonifin (MG-254) | Editor: Wahyu Nurdiyanto

Sumber: Times Indonesia (timesindonesia.co.id), Rabu, 10 Juni 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 133 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB