2 Juta Hektar Lahan Terbakar

- Editor

Sabtu, 31 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengestimasi, luas lahan terbakar di seluruh Indonesia periode 1 Juli hingga 20 Oktober 2015 mencapai 2.089.911 hektar. Luasan lahan itu setara dengan 32 kali luas Provinsi DKI Jakarta, atau empat kali luas Pulau Bali, atau 1,9 juta kali luas lapangan sepak bola.

Estimasi tersebut didapatkan dari analisis data satelit penginderaan jauh selama periode itu. “Kami sudah melakukan verifikasi akurasi dari hasil penelitian ini,” kata Kepala Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Parwati Sofan, Jumat (30/10), di Jakarta.

Kajian memperlihatkan, kebakaran terpantau di wilayah Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Jawa, dan Maluku. Lahan terbakar terluas terjadi di Pulau Sumatera, yakni 832.999 hektar, disusul Kalimantan seluas 806.817 hektar, dan Papua seluas 353.191 hektar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika disandingkan dengan peta rawa gambut Kementerian Pertanian, hasilnya 618.574 hektar dari total lebih dari 2 juta hektar lahan terbakar merupakan rawa gambut, sisanya tanah mineral.

Lahan gambut yang terbakar berada di Kalimantan (319.386 hektar), Sumatera (267.974 hektar), dan Papua (31.214 hektar). Meski persentase luasan lebih kecil, kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan dan menimbulkan kabut asap sejak tiga bulan terakhir.

1bbf426ee2644946a515ec1350205480KOMPAS/LUCKY PRANSISKA–Api masih menyala di lahan gambut di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (30/10). Di lokasi tersebut 325 anggota TNI dari Denzipur 8, Marinir, dan Kostrad tengah membangun sekat kanal dan 28 embung sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

Untuk melihat lebih dekat penanganan kabut asap, Jumat, Presiden Joko Widodo berkunjung ke Desa Bukit Suban, Air Hitam, Sarolangun, Jambi, untuk bertemu warga Suku Anak Dalam yang tinggal di tenda-tenda darurat di lahan perkebunan sawit.

Di lokasi itu, pemerintah menyiapkan relokasi terpadu bagi sekitar 2.300 warga Suku Anak Dalam yang tinggal di Taman Nasional Bukit Dua Belas. Langkah itu untuk mengangkat kehidupan Suku Anak Dalam pada taraf yang lebih layak dan tak lagi berpindah.

Warga Suku Anak Dalam bersedia menerima tawaran Presiden, dengan syarat dibangunkan rumah agak berjauhan. Itu agar suatu saat mereka bisa membangun rumah baru bagi anak cucu mereka. Permintaan itu disanggupi Presiden.

634e663f682741bc800f79f5aeabc03aPembangunan sekat kanal dan embung oleh 325 anggota TNI diantara lahan yang habis terbakar di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (30/10). Di lokasi tersebut beberapa titik api berlum berhasil dipadamkan. Akibatnya kabut asap tipis masih menyelimuti sebagian besar wilayah Palangkaraya.–KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

634e663f682741bc800f79f5aeabc03aPembangunan sekat kanal dan embung oleh 325 anggota TNI diantara lahan yang habis terbakar di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (30/10). Di lokasi tersebut beberapa titik api berlum berhasil dipadamkan. Akibatnya kabut asap tipis masih menyelimuti sebagian besar wilayah Palangkaraya.–KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Korban bertambah
Akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, korban meninggal bertambah menjadi 14 jiwa. Terakhir adalah bayi berusia 3 bulan 24 hari, Bilfaqih Arka Alteza, yang meninggal setelah didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan akut. Sebelum dirujuk ke rumah sakit di Palembang, Sumatera Selatan, anak ketiga pasangan Erwin Sholeh (34) dan Novi Irma Yulianti (28) itu tinggal di tengah paparan asap pekat sekitar 3 kilometer dari lokasi kebakaran lahan di Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Bilfaqih meninggal pada Kamis malam. Bayi mungil itu menderita pilek, batuk, demam tinggi hingga 40,4 derajat celsius, serta sesak napas sekitar dua pekan. Selama itu, ia dan keluarganya tinggal di asrama perusahaan perkebunan kelapa sawit tempat ayahnya bekerja.

Pembelian pesawat
Demi mempercepat penanganan kebakaran hutan dan lahan di masa mendatang, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengajukan alokasi dana pembelian empat pesawat. Itu dia katakan setelah menghadap Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pesawat yang dinilai cocok dipakai sebagai sarana pemadam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia adalah pesawat Beriev Be-200 buatan Rusia. Jenis itu dipakai memadamkan api di Ogan Komering Ilir, Sumsel.

Di Jakarta, Wapres Jusuf Kalla meminta TNI AU membantu penerapan teknologi modifikasi cuaca hujan buatan di sejumlah tempat. Itu sekaligus memanfaatkan momen pertumbuhan awan kumulonimbus seiring dengan turunnya hujan di sejumlah wilayah.

“Kami sudah menyiapkan tiga pesawat untuk hujan buatan. Untuk keperluan evakuasi, kami siapkan lima pesawat Hercules dan lima pesawat CN-295,” ujar Agus. (JOG/WHY/IRE)
0c7bea39f20544d9bbe07712f37242baKOMPAS/C WAHYU HARYO–Presiden Joko Widodo berbincang dengan tokoh suku Anak Dalam di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Jumat (30/10). Dalam pertemuan itu, Presiden menawarkan untuk merelokasi ke rumah yang layak. Jokowi merupakan presiden pertama yang mengunjungi suku Anak Dalam di Jambi.
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2015, di halaman 1 dengan judul “2 Juta Hektar Lahan Terbakar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB