Teknologi dalam Pendidikan

- Editor

Senin, 8 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kehadiran teknologi yang semakin memudahkan dalam dunia pendidikan kian dibutuhkan. Namun, penerapan teknologi juga harus diikuti dengan kepemimpinan yang baik yang dapat memaksimalkan pemanfaatannya dan membuat ruang pembelajaran menjadi hidup.


Hal itu dikemukakan Vice President Worldwide Education, Worldwide Public Sector Education Microsoft, Anthony Salcito, pekan lalu, di Singapura, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Amanda Putri Nugrahanti.

Salcito mengungkapkan hal itu dalam perhelatan British Educational Training and Technology Asia (BETT) 2014. Dia mengatakan, teknologi terus berubah, menjadi lebih cepat atau lebih murah, tetapi tantangan paling berat ialah mengubah ruang kelas menjadi ruang belajar inovatif dan menyenangkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Salcito, masih banyak guru resisten terhadap perkembangan teknologi sekalipun dunia pendidikan telah bertransformasi. Padahal, saat ini, justru dibutuhkan guru-guru terbaik yang memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna mengedukasi siswa. Teknologi akan membuat guru lebih percaya diri dan lebih mudah dalam mengajar siswanya.

Mulai banyak sekolah di berbagai negara, juga pemerintah, kata Salcito, melihat pentingnya teknologi dalam pembelajaran dan menginvestasikan banyak anggaran untuk teknologi. Akan tetapi, itu semua harus diikuti dengan kepemimpinan yang baik dan dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi.

Sam Al-Schama, Director Education Sector Asia Pasific Region Intel Technology Asia, mengungkapkan hal senada. Teknologi memberi pengalaman kepada siswa mengenai sesuatu yang mereka pelajari. Dengan begitu, kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan.

”Kami mengadakan pelatihan bagi para guru bukan untuk menggunakan teknologi atau peranti yang kami buat, tetapi untuk mengubah cara pandang guru mengenai ruang kelas. Bahwa ruang kelas harus hidup, pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di ruang kelas, tetapi di mana saja,” paparnya.

BETT 2014 menampilkan inovasi berbagai aplikasi, perangkat lunak, dan perangkat keras yang dapat mendukung pendidikan. Perwakilan dari 23 sekolah yang menjadi Microsoft Showcase School dari 10 negara di Asia Pasifik mengikuti kegiatan ini.

Sumber: Kompas, 8 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB