Sertifikasi Nila Tahan Air Asin Terhambat

- Editor

Kamis, 2 Januari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berupa jenis ikan nila salina (Saline indonesian tilapia) yang toleran terhadap salinitas tinggi sudah ditetapkan lolos uji sejak Juli 2013. Akan tetapi, sertifikasinya masih terhambat.

”Benih ikan salina belum bisa didistribusikan sebelum dikeluarkan sertifikasinya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” kata Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Listyani Wijayanti, Rabu (1/1), di Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyatakan jenis ikan salina lulus uji untuk kategori pelepasan varietas baru, tetapi sertifikasinya belum dikeluarkan.

Ikan salina ditujukan untuk budidaya di air payau yang bisa menggantikan komoditas ikan tambak. Saat ini, di berbagai daerah banyak area tambak tidak dimanfaatkan untuk jenis ikan atau udang karena tidak tahan terhadap hama penyakit.

Jenis ikan salina tersebut dikembangkan tahan terhadap bakteri streptococcus. Petani tambak bisa memanfaatkan tambak-tambak yang tidak produktif untuk jenis ikan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Hasil riset ini juga untuk mendukung ketahanan pangan protein hewani,” kata Listyani.

ikan-nila-di-indonesiaproud-wordpress-comMenurut Listyani, saat ini luasan tambak marjinal di Indonesia yang tidak produktif diperkirakan mencapai 30-40 persen dari luas total 1,2 juta hektar.

Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar mengatakan, riset yang diutamakan BPPT tetap memegang prinsip dapat dimanfaatkan masyarakat. Hasil riset ikan salina diharapkan bisa memberikan alternatif produksi petani dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hasil riset ikan salina juga menjadi antisipasi dampak perubahan iklim. Pada saat permukaan air laut naik akibat pemanasan global, intrusi air laut pun meningkat. Apabila ini merebak di banyak wilayah, komoditas jenis ikan salina itu dapat dibudidayakan di lokasi air payau. (NAW)

Sumber: Kompas, 2 Januari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB