Serangan Bakteri; Jeruk Keprok Nyaris Punah

- Editor

Rabu, 13 April 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyakit akibat bakteri citrus vein phloem degeneration, disebut juga penyakit huanglongbing, yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1960-an nyaris memusnahkan plasma nutfah jeruk keprok (Citrus reticulata). Selain menyerang tanaman jeruk di Indonesia, bakteri ini menyerang tanaman jeruk di kawasan Asia, Afrika, hingga sebagian Amerika Serikat.

Hal itu dinyatakan Guru Besar Ilmu Patologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Siti Subandiyah, Senin (11/4) di Yogyakarta. ”Berdasarkan pengamatan kami, saat ini beberapa jenis jeruk keprok, seperti jeruk keprok garut, jeruk keprok tawangmangu, dan jeruk keprok grabag sangat sulit ditemui di lapangan,” ucapnya.

Menurut Siti, Balai Penelitian Tanaman Jeruk di Malang pernah membersihkan jeruk keprok dari bakteri citrus vein phloem degeneration (CVPD). Namun, begitu jeruk ditanam, bakteri kembali menyerang. Hingga sekarang belum ditemukan teknologi yang mampu memperkuat ketahanan tanaman jeruk keprok pada bakteri CVPD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Selain menyerang tanaman jeruk keprok, bakteri CVPD juga merusak jeruk soe asal Kupang. Bakteri ini merusak jaringan tulang daun jeruk,” kata Siti.

Guru Besar Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM Susamto Somowiyarjo membenarkan hancurnya plasma nutfah jeruk keprok di Indonesia. ”Jeruk keprok yang manis kini tinggal kenangan. Kalaupun ada, hanya tanaman jeruk yang hambar buahnya,” kata dia.

Tahun 1960 serangan bakteri CVPD menyebar di Asia dan Afrika. Tahun 2004 bakteri ini menyerang benua Amerika, seperti Brasil. Tahun 2005 serangga pembawa bakteri CVPD juga ditemukan di Amerika Serikat, seperti di Florida, California, dan Texas.

Menurut Siti, pemanasan global menjadi salah satu faktor merebaknya penyakit yang menyebabkan daun menjadi kuning dan pohon mengerdil. Bakteri CVPD yang awalnya hanya berkembang di daerah panas menyebar ke wilayah yang lebih dingin karena suhu udara di daerah dingin semakin hangat.

Proses mobilisasi yang semakin mudah dan cepat turut memperparah penyebaran bakteri CVPD. Apalagi, proses penyaringan barang-barang impor ke Indonesia terlampau mudah.

”Begitu bakteri patogen masuk dan menyebar ke lingkungan, seumur hidup akan sulit diatasi. Inokulum atau sumber penyakit dari bakteri patogen telah menyebar ke tanah, gulma, serangga, hingga tanaman yang ada,” kata dia.

Serangan bakteri CVPD pada jeruk keprok mirip merebaknya virus kuning pada cabai yang menyerang hampir seluruh daerah. Virus kuning diperkirakan berasal dari Thailand yang terbawa masuk ke Indonesia lewat proses impor.

”Apabila karantina barang-barang dari luar negeri tak diperketat, masuknya bakteri maupun virus dari luar akan menjadi ancaman baru, yaitu bioterorisme,” kata Siti. (ABK)

Sumber: Kompas, 13 April 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB