Rusa di Tanah Laut dari Ribuan Ekor Tinggal 20 Ekor

- Editor

Senin, 11 April 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jumlah rusa kalimantan di Suaka Margasatwa Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, diperkirakan tinggal 20-an ekor. Padahal, sekitar tahun 1983-1984, saat kondisi hutan masih bagus, jumlah rusa di kawasan itu mencapai ribuan ekor.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan Bambang Dahono Adji, akhir pekan lalu, mengatakan, merosotnya jumlah rusa di kawasan seluas 6.000 hektar ini disebabkan kerusakan hutan, baik oleh penebangan maupun perladangan liar.

”Untuk suaka margasatwa seluas itu, idealnya ada 100 ekor lebih rusa,” ujar Bambang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Bambang, menyusutnya jumlah satwa tersebut tidak hanya terjadi di kawasan cagar alam, tetapi juga di Pegunungan Meratus lainnya. Karena itu, BKSDA Kalsel mengusulkan kepada Kementerian Kehutanan agar menjadikan Meratus sebagai taman nasional dengan maksud agar pengelolaan secara intensif bisa dilakukan.

BKSDA saat ini telah melakukan reboisasi di lahan seluas 500 hektar di kawasan Suaka Margasatwa Pelaihari. Ada dua jenis vegetasi yang ditanam pada tahun 2010, yakni galam dan ketapang. ”Tujuannya agar pepohonan kembali berkembang,” ujar Bambang.

Bekantan

Satwa lain yang juga memprihatinkan adalah bekantan yang menghuni Suaka Margasatwa Kuala Lupak di Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala. BKSDA Kalsel mendapati hanya sekitar 25 ekor bekantan yang masih menempati kawasan seluas sekitar 2.000 hektar itu. Tahun 1980-an lalu jumlahnya masih ribuan ekor.

Menurut Bambang, aktivitas pembuatan tambak oleh warga sejak 10 tahun lalu menjadikan primata asli Kalimantan ini menyingkir ke luar daerah. ”Ada sekitar 1.300 hektar lebih yang menjadi tambak,” ujarnya.

Dwi Priyatno Jatmiko, Direktur Meratus Institute, juga menyebut satwa di Pegunungan Meratus kian terancam. Di Meratus terdapat tidak kurang dari 78 jenis mamalia atau 20 persen dari total mamalia di seluruh daratan China. Sementara untuk jenis burung, Meratus menempati posisi teratas untuk seluruh Kalimantan dengan 316 spesies.

Satwa lainnya, antara lain lebih dari 400 jenis serangga, 65 jenis ikan, 87 jenis reptil, dan 43 jenis amfibi. (WER)

Sumber: Kompas, 11 April 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB