Pelajar Muhammadiyah II Pontianak Temukan Alat Pendeteksi Asap Karhutla

- Editor

Sabtu, 28 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kalimantan Barat patut berbangga memiliki Saffana Rizqi Qinthara, 11. Saffana merupakan salah satu dari 18 finalis Kalbe Junior Scientist Award yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu 9 September 2015.

Pelajar kelas VI Sekolah Dasar Muhammadiyah II Pontianak, Kalbar, ini mengharumkan nama Bumi Khatulistiwa dengan karya ilmiah yang diciptakannya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Di tengah bencana kabut asap yang menyelimuti sebagian wilayah Kalbar akibat pembakaran hutan dan lahan, Saffana hadir dengan memberikan secercah harapan. Pelajar jenius ini merupakan penemu ilmiah alat pendeteksi kebakaran hutan dan lahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Alat temuan Saffana itu dinamakan “Alat Pendeteksi Asap Kebakaran Lahan dan Hutan”. Alat ini ternyata menarik perhatian Presiden Jokowi di tengah peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalbar, maupun sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Presiden Jokowi pun sempat berdialog dengan pelajar jenius ini dalam pertemuan itu. Termasuklah dengan Saffana, anak pasangan Ervan Judiarto, ST, MT dan Hilda Judiarto, ST,MT, itu. Bahkan, Saffana dengan lugas menjelaskan cara kerja alat temuannya tersebut. Alat ini memang baru sekedar temuan dan butuh pengembangan lebih lanjut.

Namun demikian, upaya Saffana ini setidaknya memberikan harapan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan yang saban tahun terjadi di Kalbar.

Suratno, Guru Pembimbing Saffana, menjelaskan, Presiden sangat tertarik dengan alat “Alat Pendeteksi Asap Kebakaran Lahan dan Hutan” yang diciptakan oleh Saffana tersebut.

151642_308570_Saffana_dSaffana Rizqi Qinthara. Foto: Ist for JPNN

“Kebetulan lagi booming (karhutla) di Kalimantan dan Sumatera, sehingga itu jadi menarik perhatian. Akhirnya anak-anak (finalis) termasuk Saffana pun diwawancara Presiden soal penemuan kita yakni alat “Alat Pendeteksi Asap Kebakaran Lahan dan Hutan”,” kata Ratno saat dihubungi JPNN, Kamis (10/9).

Kepala negara sangat merespon temuan Saffana ini. Karenanya, Saffana dipanggil ke mimbar untuk menjelaskan temuannya tersebut.

“Beliau sangat respect apalagi momennya sekarang ini sangat tepat,” kata Ratno yang juga Guru Komputer SD Muhammadiyah 2 Pontianak ini.

Ratno menjelaskan, alat ini diciptakan karena melihat musibah kebakaran hutan yang saban tahun terjadi. Alat tersebut memang sengaja diciptakan untuk dipasang di hutan. Alat itu berisi berbagai macam piranti. Antara lain yang utama adalah sensor asap.

Kemudian ada IC untuk pembangkit signal yang bisa memunculkan suara alarm. Pada saat ada asap melintasi alat tersebut, maka alarm yang ada akan berbunyi. Semua piranti itu disimpan dalam sebuah casing yang dibuat sedemikian rupa untuk melindungi dari hujan dan panas.

“Jadi memang casingnya berbentuk kotak dan itu tidak masalah,” kata Ratno. “Ini masih sederharna. Namun, nanti masih bisa dikembangkan lagi,” timpalnya.

Menurut Ratno, temuan ini akan terus dikembangkan lagi dengan kombinasi-kombinasi alat lainnya. Sehingga nanti dapat digunakan dan bermanfaat untuk mendeteksi kebakaran hutan dan lahan.

Misalnya, nantinya dalam pengembangan alarm diganti dengan sirine sehingga ketika alat disimpan di hutan suaranya bisa kedengaran lebih jauh kalau ada asap. “Itu nanti dalam pengembangan bisa diganti sirine,” katanya. (boy/jpnn)
—————-
M. KUSDHARMADI- JAKARTA
—————
Sumber: JPNN, Jumat, 11 September 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB