Mesin Pengawet Cabai Dikenalkan

- Editor

Senin, 16 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemakaian teknologi diperlukan untuk mengawetkan sayuran agar lebih higienis dan berdaya jual tinggi. Mesin pengawet cabai, tomat, dan wortel telah dihasilkan peneliti dari Center for Plasma Research Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, PT Dipo Technology, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Terkait hal itu, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, akan menghibahkan satu mesin generator ozon untuk mencuci dan mengawetkan cabai, tomat, dan wortel kepada Asosiasi Kelompok Tani Aspakusa Makmur, Kecamatan Teras, Boyolali, Jawa Tengah.

Menurut Ketua Center for Plasma Research (CPR) Fakultas Sains dan Matematika Undip Muhammad Nur, Kamis (12/1), di Semarang, Jateng, hibah mesin pengawet ozon membantu petani sayuran. Sebab, pemakaian mesin itu membuat sayuran lebih higienis dan berdaya jual tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mesin pengawet dengan teknologi ozonisasi disesuaikan kondisi budidaya pertanian hortikultura di Boyolali. Para petani menjalani pelatihan dan akan didampingi mengoperasikan mesin ini sampai mahir,” kata Muhammad Nur, yang pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Undip.

KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO–Muhammad Nur mencoba mengoperasikan mesin pengawet cabai, yang akan dihibahkan kepada kelompok tani, Kamis (12/1), di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hasil riset tentang teknologi ozon yang dikembangkan Muhammad Nur, Dosen Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang, Jateng, sejak tahun 2009 tersebut bermanfaat untuk mengawetkan sayuran, termasuk cabai, sehingga lebih higienis dan harganya tidak anjlok.

Pemanfaatan mesin pengawet itu lebih optimal jika petani juga memiliki sistem penyimpanan memadai, misalnya ruang pendingin ataupun ruang sederhana didesain untuk menyimpan sayuran. Contohnya, tanpa ozonisasi, kesegaran cabai hanya bisa bertahan 4-5 hari.

Lebih tahan lama
Jika diolah dengan mesin pengawet ozon, cabai bisa tahan seminggu dalam tempat penyimpanan di ruangan biasa. Jika disimpan di ruang berpendingin, cabai bisa tahan hingga tiga bulan dalam kondisi segar.

Mesin pengawet atau generator ozon yang akan dihibahkan itu terdiri atas 6 reaktor. Setiap reaktor bisa menghasilkan ozon 300 gram per jam dan 500 gram per jam. Tangki pelarutan ozon berkapasitas 800 liter, mampu melarutkan ozon ke dalam air mencapai 2-5 bagian per juta (part per million/ppm).

Muhammad Nur mengatakan, perlakuan ozon terhadap sayuran menjamin sayuran bisa segar lebih lama serta vitamin dan kandungan gizi tak berubah. Pencucian dengan ozon juga menghilangkan jamur, bakteri, kapang, dan pestisida di sayuran. Mesin itu dihibahkan kepada petani melalui kerja sama Undip dan Pemerintah Provinsi Jateng.

Pengurus Asosiasi Kelompok Tani Aspakusa Makmur, Boyolali, Puji Astuti, mengatakan, bantuan mesin pengawet ozon itu sangat dibutuhkan petani sayuran. Pihaknya siap menerima mesin tersebut, apalagi sejumlah pengurus dan anggota petani mahir mengoperasikan mesin itu setelah mengikuti pelatihan di Undip.

Sebagai kelompok tani sayur yang menghasilkan beragam sayuran, mulai dari wortel sampai cabai, keberadaan mesin pengawet tersebut membuat petani dapat memperluas pemasaran produknya. Dengan anggota sekitar 250 orang yang tersebar di Boyolali, produk sayuran dari kelompok tani itu memiliki pelanggan sejumlah pasar swalayan yang menjual sayuran. (WHO)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Januari 2017, di halaman 13 dengan judul “Mesin Pengawet Cabai Dikenalkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB