Lumpur Lapindo Sisakan Banyak Masalah

- Editor

Sabtu, 8 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bencana semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, yang telah terjadi 11 tahun lalu, masih menyisakan banyak masalah hingga kini. Degradasi lingkungan dan berbagai persoalan sosial dialami desa-desa di luar peta terdampak langsung.

Dari aspek lingkungan, air Sungai Porong saat ini telah tercemar logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) di atas ambang baku dan berkadar sama dengan air di kolam lumpur. Cemaran dua jenis logam berat yang melebihi ambang baku mutu ini juga ditemukan pada udang dan kerang di Sungai Porong.

Persoalan juga terjadi dengan meningkatnya persoalan kesehatan dalam 10 tahun terakhir, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dari aspek sosial, bencana ini juga memicu pemindahan paksa dan berbagai persoalan lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demikian hasil penelitian “Dampak Multidimensi Lumpur Lapindo” yang dipaparkan koordinatornya, Bambang Catur Nusantara dari Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), dan sosiolog Universitas Brawijaya, Anton Novenanto, di Epistema Institute, Jakarta, Jumat (7/4).

Bambang mengatakan, riset ini merupakan kolaborasi sejumlah lembaga perguruan tinggi, unsur masyarakat, dan perwakilan pemerintah, seperti Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dan Balai Lingkungan Hidup (BLH) Sidoarjo.

“Untuk penelitian di empat lokasi Sungai Porong, kandungan Pb rata-rata 0,45 mg/l (miligram per liter) dan Cd 0,03 mg/l,” kata Catur. Ambang baku mutu untuk Pb adalah 0,04 mg/l dan Cd 0,01 mg/l.

Cemaran logam berat Pb pada udang di sungai itu rata-rata 27 miligram per kilogram (mg/kg), padahal berdasarkan SNI 7387 tahun 2009, batas maksimumnya 0,5 mg/kg. Sementara kandungan Cd rata-rata di atas 2 mg/kg, dua kali lipat daripada standarnya.

Menurut Catur, belum bisa dipastikan apakah tingginya kadar logam berat di Sungai Porong ini hanya akibat cemaran semburan lumpur Lapindo atau juga dari buangan limbah industri lain.

“Penelitian terdahulu memang menunjukkan lumpur Lapindo ini mengandung logam berat. Namun, untuk memastikan seberapa besar kontribusinya ke Sungai Porong, perlu dikaji lagi,” katanya.

Dalam penelitian ini juga ditemukan berbagai persoalan sosial. Misalnya, terjadinya kepindahan warga secara paksa dan perubahan ikatan sosial. “Lumpur Lapindo juga telah memutus relasi manusia dengan ruang sosial-ekologis pendukung kehidupannya selama ini,” kata Novenanto. (AIK)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Lumpur Lapindo Sisakan Banyak Masalah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB