Konferensi Linguistik; Peran Bahasa Inggris Digugat

- Editor

Rabu, 27 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perlu tidaknya bahasa Inggris dalam pembangunan di Indonesia digugat. Gugatan dilontarkan Hywel Coleman OBE, perwakilan dari University of Leeds, Inggris, pada Konferensi Internasional Linguistik IX yang diadakan British Council, University of Leeds, dan Institut Teknologi Bandung, Selasa (26/6), di Bandung.

Meskipun sering kali dipandang representasi kemajuan, bahasa Inggris tak selalu menjadi faktor kemajuan ekonomi. Banyak negara belum juga berkembang meski mengadopsi bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Di sisi lain, dominasi bahasa Inggris menghadang upaya pemeliharaan keanekaragaman linguistik.

”Dalam situasi tertentu, bahasa Inggris memberi peran yang diharapkan, sedangkan beberapa yang lain mungkin agak mengejutkan,” kata Hywel, kemarin. Ia tak memungkiri dalam situasi yang lain, ada kemungkinan tingginya risiko ketergantungan berlebihan terhadap bahasa Inggris di saat bahasa lokal dan nasional bisa berperan lebih penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hywel mengambil studi kasus di Indonesia dalam upaya mengidentifikasi kontribusi tepat yang dapat diberikan bahasa Inggris terhadap pembangunan nasional. Namun, itu pendapat pribadi penulis dan tidak mewakili kebijakan British Council.

Konferensi tiga hari (26-28 Juni) yang diikuti 30 pembicara dari sejumlah negara ini dibuka Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning dan Rektor ITB Akhmaloka. ”Inggris berkomitmen mempromosikan keamanan dan kesejahteraan internasional. Bahasa merupakan faktor penting mencapai tujuan itu. Bahasa merupakan basis menciptakan komunikasi yang baik dalam upaya mengurangi konflik,” ujar Canning.

Korbankan bahasa ibu

Tove Skutnabb-Kangas dari University of Roskilde, Denmark, mengkhawatirkan adanya ancaman serius terhadap keanekaragaman linguistik. Pemeliharaan keanekaragaman linguistik dihadang dominasi bahasa Inggris yang kian meningkat dan bahasa- bahasa ”pembunuh” lainnya.

Bahasa-bahasa ini dipelajari secara substraktif dengan risiko mengorbankan bahasa ibu sebagai bahasa daerah, kesukuan, bahasa minoritas, dan bahasa yang digunakan kelompok sangat kecil. Penguasaan bahasa itu bukan sebagai bahasa tambahan terhadap bahasa ibu.

”Sekolah-sekolah turut andil melalui pendidikan yang bersifat genosida dari kaum pendukung asimilasi dalam mencabut hak modal linguistik dan reproduksi kemiskinan,” ujarnya.

Menurut Tove, keanekaragaman linguistik dan hayati saling menegakkan dan mendukung. Sebagian besar pengetahuan tentang bagaimana mempertahankan keanekaragaman hayati dunia dijelaskan dalam bahasa adat dan bahasa daerah. Seiring dengan punahnya bahasa-bahasa itu, ilmu pengetahuan ini (sering lebih akurat dan canggih dibandingkan dengan ilmu pengetahuan ”barat” yang ”ilmiah”) juga hilang.

”Homogenisasi linguistik dapat menghancurkan prasyarat bagi kehidupan manusia di bumi,” kata Tove. (DMU)

Sumber: Kompas, 27 Juni 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB