kerja sama Riset; Sinergi Universitas dan Industri Lemah, Muncul Kampus-kampus Baru

- Editor

Kamis, 5 Desember 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sinergi antara perguruan tinggi dan kalangan industri dalam pengembangan hasil riset masih kurang. Banyak temuan riset dari universitas yang tak bisa ditindaklanjuti. Akibatnya, sebagian besar industri di Indonesia terus bergantung pada teknologi dari negara lain.

”Memang ada problem dalam kesinambungan hasil riset dari universitas. Sebagian besar hasil penelitian justru masuk ke ’lembah kematian’ dan tak bisa diterapkan,” kata Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi Hari Purwanto, Rabu (4/12), di Bandung.

Kalangan universitas dan industri, kata dia, punya paradigma berbeda mengenai penelitian. Kebanyakan akademisi masih memandang riset murni untuk menemukan pengetahuan baru. Di sisi lain, perusahaan selalu menganggap riset sebagai bagian dari pengembangan produk untuk memperbesar keuntungan mereka.

Akibat perbedaan itu, hasil riset dari akademisi sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri. ”Kalangan industri kadang menganggap hasil riset perguruan tinggi tidak menarik karena tak sesuai kepentingan mereka,” ujar Hari.
Teknologi asing

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak terkoneksinya riset perguruan tinggi dengan industri mengakibatkan banyak perusahaan mengadopsi teknologi dari negara lain. Berdasarkan data Kementerian Riset dan Teknologi, 58 persen teknologi yang
dipakai perusahaan Indonesia masih berasal dari negara lain, terutama Jepang, China, dan Jerman. Hanya 31 persen teknologi yang merupakan produk dalam negeri.

Untuk mengatasi itu, kata Hari, kalangan peneliti di universitas perlu mengubah paradigma mengenai riset. Penelitian tidak lagi ditujukan sebatas menggali pengetahuan baru, tetapi juga berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan industri.

Ia menambahkan, kurangnya sinergi juga mendorong sejumlah perusahaan memilih mendirikan lembaga pendidikan dan riset. Dengan memiliki lembaga pendidikan, mereka berharap bisa mendapat hasil riset yang sesuai kebutuhan.

”Pendirian lembaga pendidikan dan riset oleh industri harus dipandang sebagai upaya mempercepat aplikasi teknologi menjadi produk nyata. Setiap tahun banyak permintaan hak paten dari perusahaan,” ujar Hari.

Salah satu perusahaan yang sudah mendirikan universitas adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. Pertengahan tahun ini, Telkom menggabungkan empat lembaga pendidikan yang dikelolanya menjadi Telkom University.

Rektor Telkom University Mochamad Ashari mengatakan, hasil riset universitas memang tak bisa langsung diterapkan industri. Butuh berbagai penelitian tambahan supaya hasil riset bisa menjadi produk jadi.

”Selain soal riset, kesenjangan antara universitas dan industri juga terjadi dalam hal pengembangan tenaga kerja. Perusahaan memiliki kebutuhan khusus yang kadang tidak bisa diajarkan universitas,” kata Ashari. (HRS)

Sumber: Kompas, 5 Desember 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB