Ingin Pintar, Stop Jajan Sembarangan

- Editor

Minggu, 10 Maret 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama ini, orang tua selalu khawatir dengan makanan yang dikonsumsi anak saat di sekolah. Pasalnya, berbagai macam jajanan yang tersedia di sekolah belum tentu sehat dan memiliki nutrisi yang baik.

Doktek Kecil-Mahir Gizi dari SD Negeri 003 Batu Aji Batam, Galuh Adhirangga mengatakan bahwa jajanan di sekolah memang beranekaragam dan lebih menarik minat daripada bekal yang dibawa dari rumah. Namun jajanan yang menarik tersebut justru miskin gizi dan jauh dari kata sehat.

“Kami anak-anak kan suka makanan yang berwarna padahal yang warnanya cerah itu malah banyak bahan pengawetnya,” kata Galuh di sela acara Pemberian Penghargaan Dokter Kecil-Mahir Gizi di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk itu, ia berusaha untuk mengingatkan teman-teman sekolahnya agar selektif dalam memilih jajanan. Ia mengakui awalnya cukup sulit untuk mengajak teman-temannya dan pedagang kantin untuk menjual jajanan yang sehat. Namun dengan penyulyuhan berkala, akhirnya usahanya berhasil.

Hal serupa juga dialami oleh guru pendamping Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam, Ginawati. Ia mengungkapkan bahwa untuk meyakinkan para pedagang kantin, pihaknya melakukan uji tes jajanan tersebut. Selanjutnya, hasil dari uji tes tersebut dipasang di kelas dan di kantin sehingga anak-anak bisa memilih sendiri jajanan yang sehat.

“Awalnya ya pada monyong pedagang kantinnya. Tapi setelah melihat jajanan yang tidak sehat dan berbahan pengawet tidak laku, mereka mulai beralih. Namanya pedagang kan nggak mau rugi,” ujar Ginawati.

“Anak-anak awalnya juga susah. Tapi setelah dibilang kalau jajan nggak sehat nanti nggak pinter, anak-anak langsung mau ikut,” imbuhnya.

Selain menertibkan jajanan yang tidak sehat, ia dan tim dokter kecil-mahir gizi dari Program Caravan Gizi Dancow juga mulai membudayakan jajanan khas cirebon seperti tahu gejrot dan lain-lain untuk dijual di kantin sekolah. Langkah ini ternyata cukup berhasil sehingga jajanan yang tak bergizi dan penuh bahan pengawet sudah tak ada lagi di kantin sekolah.

“Orang tua ikut senang dengan langkah ini. Karena biasanya kan mereka khawatir kalau anak-anaknya jajan sembarangan,” tandasnya.

Editor :Caroline Damanik
Penulis : Riana Afifah |
Sumber: Kompas, Rabu, 6 Maret 2013 | 14:38 WIB
Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB