Indonesia Kekurangan Sarjana Teknik untuk Pembangunan

- Editor

Senin, 24 Maret 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia mengalami kelangkaan sarjana teknik untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Indonesia hanya meluluskan 42.000 sarjana teknik per tahun.

”Menurut Kementerian Pekerjaan Umum, Indonesia membutuhkan 175.000 insinyur untuk membangun negeri,” kata Rektor Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) M Aman Wirakartakusumah, di Jakarta, Jumat (21/3). USBI menandatangani kerja sama jurusan teknik dengan Louisiana State University (LSU). Menurut rencana, kerja sama ini akan mengembangkan program studi yang sesuai dengan tren pembangunan regional, antara lain teknik sipil, mesin, informatika, dan elektro.

Berdasarkan data itu, setiap tahun Indonesia kekurangan 133.000 sarjana teknik. Selain itu, mayoritas fakultas teknik di Indonesia juga tidak memenuhi standar internasional Badan Akreditasi Keinsinyuran dan Teknologi (ABET).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akreditasi ABET mendasarkan penilaian pada kualitas fakultas; fasilitas laboratorium, kurikulum dasar, yaitu Matematika, Sains, Kimia, dan mata pelajaran sesuai dengan program studi, serta umpan balik dari siswa dan pengajar mengenai program studi secara keseluruhan. Penilaian ini lima tahun sekali.

Di Indonesia, hanya lima program studi milik Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memenuhi standar ABET, yaitu Teknik Elektro, Kelautan, Kimia, Fisika, dan Arsitektur.

Dekan Fakultas Teknik LSU Richard Koubek mengatakan, kerja sama USBI-LSU memungkinkan penerapan kurikulum terakreditasi luar negeri sesuai dengan standar kurikulum nasional. Tujuannya, ijazah sarjana teknik Indonesia diakui global.

Kerja sama antara Indonesia dan asing bisa mempercepat proses transformasi pembelajaran dan menyesuaikan standar pendidikan Indonesia dengan standar internasional. ”Anak Indonesia pandai-pandai, tetapi karena tidak terakreditasi secara internasional, mereka tidak bisa berkompetisi,” kata Aman.

Berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) 2013, dari 30 perguruan tinggi swasta dan negeri, 8 mendapat akreditasi A, 20 akreditasi B, dan 2 akreditasi C. Akreditasi, di antaranya dari visi dan misi perguruan tinggi, sarana dan prasarana pengajaran, serta mutu alumni. (A15)

Sumber: Kompas, 24 Maret 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB