Gotong Royong Terjemahkan Bencana

- Editor

Minggu, 14 Mei 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Informasi yang mengalir di linimasa media sosial adalah data berlimpah yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti memonitor isu terkini hingga menganalisis perilaku penggunanya. Media sosial pun menjadi salah satu andalan untuk mendapatkan berita terbaru karena demokratisasi alur informasi yang bisa datang dari pengguna mana pun.

Lalu, datang tantangannya untuk mengelola banjir data yang muncul dari media sosial, memisahkan suara dari bunyi, dan mencari informasi yang dibutuhkan, membutuhkan kerja yang tidak kalah berat dengan pengumpulannya. Menyisir informasi yang dibutuhkan umumnya bergantung pada kata-kata tertentu yang dipergunakan oleh pengguna sebagai penunjuk bahwa tweet atau status Facebook memang sesuai dengan konteksnya.

Penggunaan kata-kata yang lazim dipergunakan bisa dipilih untuk mempersempit pencarian, misalnya “banjir” atau “tanah longsor”, meski masalah masih muncul karena hasilnya belum spesifik. Terlebih kebiasaan pengguna internet yang tidak memakai bahasa yang baku karena keterbatasan tempat berpotensi membuat informasi yang mereka cantumkan terlewat dari hasil pencarian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Solusi yang tersedia adalah membuat pustaka atau basis data berisi kata-kata kunci yang memuat berbagai variasi penggunaan serta bahasa yang membantu proses pencarian agar lebih akurat. Dan, tidak ada cara yang lebih baik untuk membangun daftar itu selain melibatkan sebanyak mungkin orang untuk berkontribusi secara gotong royong.

Inilah yang sedang dilakukan Pulse Lab Jakarta, yang membangun daftar kata terkait kebencanaan dalam bentuk permainan berjudul Translator Gator. Pemain hanya perlu mendaftar di situs tersebut untuk kemudian diminta menjawab beberapa hal, seperti menyediakan terjemahan untuk kata atau frasa tertentu, memasukkan satu kata dalam kategori tertentu, serta mengevaluasi hasil terjemahan yang dibuat oleh pemain lainnya.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Pengguna mengakses Translator Gator, permainan menerjemahkan yang memiliki misi untuk membangun daftar pustaka dari kata-kata kunci yang terkait dengan kebencanaan, Selasa (13/6). Inisiatif yang dilakukan Pulse Lab Jakarta ini diharapkan bisa membantu untuk memonitor bencana dari media sosial untuk 11 negara di Asia Tenggara dan Sri Lanka.

Inisiatif gotong royong ini dibalut dalam bentuk permainan. Terdapat papan penunjuk pemain dengan skor tertinggi dari aktivitas mereka di Translator Gator. Dimulai sejak 22 April, program ini akan berlangsung selama 100 hari hingga 31 Juli dan para pemain bisa mendapatkan hadiah.

Diolah
Permainan ini menghadirkan 2.500 lebih kata berbahasa Inggris untuk diterjemahkan di 11 bahasa dari negara di Asia Tenggara dan Sri Lanka. Pengguna dari Indonesia pun bisa mencantumkan tiga varian bahasa, yakni Indonesia, Jawa, dan Sunda. Daftar yang terbangun bisa tidak terbatas karena sinonim atau penggunaan kata yang tidak baku pun dicantumkan dengan harapan mempertajam hasil pencarian.

Beberapa kata atau frasa yang ditanyakan dalam permainan ini, seperti physical structure, yang bisa dijawab “struktur fisik” atau “bangunan fisik.” Pemain bisa memberi evaluasi atas kata reuse yang dijawab oleh pemain lain untuk bahasa Sunda dengan “dipake deui”.

Yulistina Riyadi, Research Associate Pulse Lab Jakarta, menjelaskan bahwa daftar kata yang dibangun berkat upaya gotong royong ini bisa dimanfaatkan oleh organisasi yang ingin memonitor media sosial untuk mendapatkan peringatan atau informasi yang spesifik terkait dengan kebencanaan.

“Selain untuk memonitor media sosial, data yang terbangun bisa dimanfaatkan oleh proyek lain terkait dengan analisis teks digital terkait kebencanaan,” kata Yulistina saat ditemui pada Selasa (13/6).

Pengelompokan kata dalam kategori-kategori tertentu juga memudahkan pencarian informasi yang merujuk pada proses yang sedang berlangsung, seperti pascabencana ataupun pemulihan. Informasi ini bermanfaat untuk menentukan kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat yang menjadi korban agar organisasi yang ingin menyerahkan bantuan tidak salah sasaran.

Dari data sementara yang masuk dari pengguna, lanjut Yulistina, negara-negara yang sudah terbiasa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua tidak kesulitan mengikuti program ini. Negara, seperti Vietnam, justru menunjukkan gairah untuk berpartisipasi karena jumlah pesertanya bisa tiga kali lipat dari peserta dari Indonesia.

Pemilihan topik kebencanaan dilatarbelakangi kawasan Asia Tenggara yang rentan dengan bencana. Berdasarkan laporan Economic and Social Commision for Asia and the Pacific pada tahun 2015, dari 344 laporan bencana yang terjadi di seluruh dunia, sebanyak 160 laporan atau 47 persen bencana terjadi di Asia Tenggara.

Pemahaman akan kata-kata yang lazim dipakai pengguna internet tentu memudahkan untuk mendapatkan informasi secepat mungkin dari media sosial. Tugas berat yang hanya bisa diselesaikan apabila masyarakat bergotong royong. (DIDIT PUTRA ERLANGGA R)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Juni 2017, di halaman 12 dengan judul “Gotong Royong Terjemahkan Bencana”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB