Geospasial; Indonesia-Singapura Sepakati Batas

- Editor

Selasa, 9 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Melalui serangkaian perundingan Delimitasi Batas Maritim sejak 2005, Indonesia dan Singapura akhirnya menyepakati batas wilayah laut pada segmen sepanjang 5,1 mil laut atau 9,4 kilometer. Wilayah perairan itu di perbatasan Batam, Kepulauan Riau, dan Bandar Udara Changi.

”Meski Bandara Changi diperluas melalui reklamasi, batas itu tetap berbasis garis pantai 1973,” kata Sobar Sutisna seusai dikukuhkan sebagai Profesor Riset Bidang Geodesi pada Badan Informasi Geospasial (BIG) oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset di Cibinong, Jumat (5/9). Dikukuhkan juga Dewayany sebagai Profesor Riset Bidang Sistem Informasi Spasial dengan orasi tentang pengembangan Sistem Informasi Geospasial untuk pembangunan berkelanjutan.

Sebelum kesepakatan batas, ada perundingan teknis terakhir pada 18-19 Agustus 2014 di Medan yang merupakan putaran kesepuluh. Pada perundingan itu, delegasi Indonesia dipimpin Octavino, Direktur Perjanjian Politik Keamanan Wilayah Kementerian Luar Negeri. Delegasi Singapura dipimpin Pang, Attorney General Singapore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan perjanjian yang ditandatangani Rabu lalu, kata Sobar, batas wilayah laut dengan Singapura yang tersisa adalah segmen batas antara Bintan dan Batu Puteh. ”Perundingan segmen terakhir setelah ratifikasi perjanjian segmen Batam ini,” katanya. Adapun segmen pertama di barat Singapura sepanjang 7 mil laut atau hampir 13 km disepakati pada 2009.

Sejauh ini Indonesia telah menetapkan enam titik pangkal di barat hingga timur Pulau Batam. Dari sisi Singapura, titik pangkal itu di Sultan Shoul hingga timur Singapura atau barat Changi. Titik-titik ini jelas tak terpengaruh perluasan Singapura karena reklamasi.

Selain perjanjian perbatasan dengan Singapura, menurut Kepala BIG Asep Karsidi, tercapai kesepakatan batas wilayah laut dengan Filipina, Mei 2014. Kesepakatan batas wilayah maritim dengan Filipina di utara Indonesia lebih dari 6.000 kilometer.

Hingga kini, kata Sobar—dengan orasi berjudul Geodesi dalam Informasi Geospasial guna Mendukung Integritas Wilayah NKRI—batas laut teritorial yang belum tuntas, selain dengan Singapura adalah dengan Malaysia dan Timor Leste. Total sekitar 310 mil laut (60,1 persen) panjang perbatasan. Sebagian besar perbatasan dengan Malaysia.

”Perundingan itu alot, sebagian besar menyangkut aspek politis. Karena itu, perlu kepiawaian berdiplomasi atau negosiasi,” ujar Asep. (YUN)

20140907142Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Asep Karsidi (kiri) dan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Lukman Hakim (kanan) berbincang dengan dua profesor riset BIG yang dikukuhkan Prof. Sobar Sutisna (kedua kiri) dan Prof Dewayany (kedua kanan) di Cibinong, Bogor, Jabar, Jumat (5/9). Pengukuhan dua profesor riset dengan judul orasi “Peran Geodesi dalam Pengembangan Informasi Geospasial bagi Integritas Wilayah NKRI” oleh Prof Sobar Sutisna, “Pembangunan Sistem Informasi Spasial: Penguatan Informasi Geospasial sebagai sarana Pendukung Keputusan Pembangunan yang Lestari� oleh Prof Dewayany tersebut merupakan yang tertinggi untuk jabatan fungsional peneliti. ANTARA FOTO/Jafkhairi

Sumber: Kompas, 9 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB