Menteri BUMN Dahlan Iskan memperkenalkan secara resmi mobil sport listrik buatan anak bangsa Tucuxi di Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan, hari ini (22/12/2012). Mobil kupe dua penumpang itu didesain Danet Suryatama, putra bangsa yang pernah bekerja di Chrysler Amerika Serikat.
Kemunculan Tucuxi sebenarnya lebih lambat dari rencana sebelumnya 10 Agustus 2012, namun baru terlaksana hari ini. “Kendalanya, yang desain ini orangnya tinggal di AS, jadi dia hanya bisa dua bulan sekali ke Indonesia. Makanya proses agak lebih lama,” komentar Dahlan.
Selain itu, lanjutnya, kendala dalam pengiriman baterai dari AS. “Hari ini, saya rasakan masih ada sedikit kekurangan pada power steering, tapi mudah diatasi nanti,” tegas Dahlan yang mengendarai sendiri Tucuxi dari kediamannya di kompleks menteri Widya Chandra menuju Gelora Bung Karno. Dikatakannya, perjalanan ditempuh 10 menit dan ia pernah ngebut sampai 120 kpj sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Dahlan, dengan baterai terisi penuh, Tecuxi bisa jalan sampai 400 km atau 4 jam. Sedang pengisian dibutuhkan waktu sampai 5 – 6 jam. Tucuxi dikerjakan oleh rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam di Yogyakarta sejak awal 2012. Harganya dibandrol mulai Rp 1,5 miliar per unit.
Tecuxi Siap Diproduksi Mei 2013
Usai memperkenalkan Tecuxi (22/12), mobil sport listrik buatan Indonesia pertama, Menteri BUMN, Dahlan Iskan menjelaskan soal kapan akan diproduksi. Menurutnya, mobil bisa diproduksi bila kondisi 100 persen aman.
Dahlan menyampaikan kalau koleganya siap memesan 100 unit, tetapi belum ditanggapi. “Saya akan tes dulu sampai 1.000 km. Jika sudah tidak ada masalah baru bisa diproduksi. Kira-kira April atau Mei (2013) sudah bisa dimulai,” jelas Dahlan di Gelora Bung Karno, hari ini.
Tucuxi masih mengandalkan komponen baterai dan motor listrik impor dari AS. Tapi, bulan depan, produsen baterai nasional PT Nipress Tbk siap memproduksi baterainya. “Motor listrik sudah siap diproduksi PT Pindad atau PT Bukaka Teknik Utama jadi akan syarat muatan lokal,” beber Dahlan.
Untuk mengerjakan prototipe Tucuxi, Dahlan mengaku telah menghabiskan dana sampai Rp 3 miliar. Nanti, kalau sudah diproduksi massal nilainya Rp 1,5 miliar. Bahkan Duta Besar Uni Eropa disebutnya berniat membeli mobil ini untuk diboyong ke benua biru.
“Dengan mendorong industri otomotif berbasis tenaga listrik, Indonesia akan punya kesempatan lebih besar di pasar ketimbang mengembangkan mobil dengan mesin konvensional. Teknologi ini, lanjutnya masih relatif baru jadi Indonesia masih bisa bersaing.