Bukan Prioritas, LIPI Dorong SDM

- Editor

Sabtu, 19 Oktober 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riset ilmiah bukan kegiatan jangka pendek dengan produk yang dihasilkan instan. Riset ilmiah butuh proses dan tahapan yang baru bermanfaat dalam jangka panjang.

”Seperti minyak sawit yang sekarang meledak, itu hasil riset yang dimulai 70 tahun lalu. Riset tidak dapat dilihat sebagai kegiatan jangka pendek,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim, Jumat (18/10), di Jakarta.

Manfaat riset jangka panjang itulah, menurut Lukman, yang menjadikan program ini kurang diprioritaskan dalam pembangunan saat ini. Dalam kondisi seperti ini, LIPI mendorong selain kapasitas riset yang dikembangkan juga kuantitas perisetnya.

Pada tahun 2030 diharapkan jumlah peneliti mencapai 200.000 orang. Saat ini, peneliti di perguruan tinggi dan lembaga riset pemerintah baru mencapai sekitar 38.000 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Peneliti di perguruan tinggi juga masih jarang yang terlibat secara penuh untuk kegiatan penelitian,” kata Lukman.

Kini, peningkatan kapasitas riset LIPI juga terus dikembangkan. Menurut Laksana Tri Handoko, Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI, peningkatan kapasitas riset di antaranya bekerja sama dengan lembaga riset berskala global.

Saat ini sedang dijajaki kerja sama untuk pengembangan riset dasar fisika dengan CERN (Conseil Européenne pour la Recherche Nucléaire/European Organization for Nuclear Research) yang meraih Nobel Fisika 2013.

CERN menjadi pusat penelitian internasional di bidang ilmu dasar rekayasa, seperti fisika partikel dasar, akselerator partikel, teknologi informasi, serta komputasi paralel untuk bidang medis dan industri.

Di Indonesia, para peneliti masih menghadapi persoalan dasar, di antaranya anggaran yang masih sangat kecil. (NAW)

Sumber: Kompas, 19 Oktober 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB